Tanpa disadari, dari balik jendela kamar lantai atas, Mama Erika menyaksikan pemandangan tersebut. Naluri keibuannya sontak meronta. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya. Ia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Ia akan menanyakan hal itu kepada Erika namun tidak sekarang karena ia merasa bukan waktu yang tepat.
Di mata mamanya, Erika adalah anak yang baik, cerdas, dan ceria. Walaupun sibuk dengan bisnis kuliner yang sudah lama digelutinya, Mama tak pernah mendapati hal-hal aneh atau melihat Erika sesedih itu. Selama ini Erika baik-baik saja dan tidak pernah macam-macam kelakuannya. Kejadian itu membuatnya khawatir. Kodratnya seorang ibu, jika ada masalah pada anaknya, masalah juga baginya dan membebani pikirannya.
Ia tahu Erika sedang dekat dengan Tomi. Ia juga pernah bertemu dengan Tomi beberapa kali. Menurutnya Tomi anak yang baik, sopan, dan perhatian. Pernah suatu ketika adiknya Erika, Ericko, saat itu kelas 2 SD tertusuk duri ikan saat sedang menyantap makan siangnya. Tomi rela mengantarnya ke dokter dan mengurus segala sesuatunya sampai Ricko pulih kembali.
Kebetulan saat itu Papa Erika sedang tugas ke luar kota didampingi Mama. Mengetahui hal itu, Mama sangat berterima kasih pada Tomi. Sejak peristiwa itu, Mama jadi kenal baik dan dekat dengan Tomi. Tidak hanya Mama tapi juga Papa dan terutama Ricko.
Oleh Tomi, Ricko kadang suka dibawakan makanan, es krim, dan jajanan lainnya. Bahkan Ricko pernah diberi mainan mewah sebagai kado ulang tahunnya. Tomi sudah menganggap Ricko seperti adiknya sendiri karena merasa dirinya seorang anak tunggal.
Mama yang dari tadi masih di kamar, mendadak menangkap suatu gambaran yang berkelebat dalam benaknya.
"Mungkinkah itu?" tanyanya dalam hati.
"Oh, tidak!" serunya merasa takut jika itu terjadi. Ia bergegas keluar kamar lalu menghampiri Ricko yang sedang asyik nonton film kartun favoritnya.
"De, De! Sini sayang!" sapanya lembut.
"Ada apa, Ma? Dede kan lagi asyik nonton nih," sanggahnya.
"Sebentar aja. Mama gak lama-lama," kata Mama.
Ricko lalu mendatangi Mama yang berada di ruang tamu.
"Boleh Mama tanya sesuatu, sayang?" ujarnya dengan suara yang pelan.
Sambil mengangguk, Ricko masih menatap layar tv dari kejauhan.
"Apa Dede pernah lihat Kak Tomi main kesini?" tanyanya dengan pelan.