Tertera pukul 22:56 saat chat WA itu dikirim. Saat dimana Martha sudah tidur sehingga baru sempat ia balas di pagi hari sewaktu akan berangkat kerja. Pesan di WA itu berbunyi, "Dear Martha, temui aku di restoran steamboat yang ada di seberang kantormu jam 12 siang besok. Hope not bothering u. Would u be there for me, please?"
Walau cukup mengagetkan, Martha menyanggupi permintaan itu tanpa banyak tanya seraya membalas pesan WA tersebut, "Ok, honey. I'll meet u there."
Pertemuan Martha dan Nico berawal dari suatu acara launching sebuah produk sekitar setahun yang lalu. Martha mewakili banknya sementara Nico mewakili perusahaannya. Tidak hanya sampai disitu, keduanya seolah dipertemukan kembali dalam acara-acara formal lain yang diadakan oleh kantornya masing-masing. Karena kerap bertemu, akhirnya mereka berdua merasa tidak asing satu sama lain. Dari sinilah kisah kasih keduanya bermula.
Awalnya Nico agak canggung berkenalan dengan Martha karena ia tahu Martha sudah berkeluarga. Alih-alih menutup diri, Martha malah membiarkan Nico mendekati dirinya. Martha yang usianya masuk kepala empat, tak mampu menahan perasaannya pada Nico. Ia bahkan tak malu atau segan menyatakan kesukaan dirinya pada Nico.
Disisi lain, Nico yang lebih muda delapan tahun dari Martha, seperti menemukan belahan jiwanya yang selama ini dicari. Meski pernah dekat dengan beberapa perempuan sebelumnya, Nico belum pernah merasa secocok dan senyaman ketika ia menjalin hubungan dengan Martha. Baginya, Martha adalah wanita spesial yang hadir dalam hidupnya.
Sebuah syair mengungkapkan betapa dalam cinta kasih keduanya.
Kala dua hati bersua
Merajut kasih jalin asmara
Alangkah indah dunia terasa
Bahagia jiwa tiada terkira
Sebuah cinta tak biasa
Terpaut usia dengan latar berbeda
Si wanita dewasa sudah berkeluarga
Si pria muda idaman kaum hawa
Waktu pun bergulir
Kisah kasih terus berlanjut
Perasaan mendalam kian merasuk
Walau terpisah dinding penghalang
Laksana bermain api
Dalam petualangan cinta terlarang
Kapanpun siap tersengat
Dimanapun sedia bergejolak
Muslihat tutupi jati diri
Deru badai gamang melanda