Kalut

Abe Ruhsam
Chapter #20

Praktik Terselubung

Setelah melihat status PHK Diki yang mengagetkan itu, Alan berencana mau main ke Diki. Akhirnya di weekend itu, keinginan itu terwujud. Diki yang sudah dikontak Alan sebelumnya, merasa senang sekali karena didatangi sang "pacar" di siang itu.

"Akhirnya ada juga orang yang mau maen ke istana gue. Yuk masuk sini, say," sapanya sambil mempersilahkan duduk di dalam kamar kosannya yang ala kadarnya.

"Ini buat elu," kata Alan sambil menyerahkan satu dus roti.

"Wah, apa ini? Makasih ya, bo. Lu memang baik banget," jawabnya sumringah.

"Gue kan jarang-jarang main ke elu. Jadi gue bawain oleh-oleh. Makan gih!" ujarnya. 

"Iya, Mamah. Ini cobain juga dong, " ujarnya sambil menyodorkan roti.

"Jadi lu ngapain aja sekarang selama nganggur, bo?" tanyanya.

"Pengacara gue. Pengangguran gak ada acara," ucapnya sambil mulutnya terus mengunyah. 

"Terus lu gak nyoba cari kerja," tanggapnya serius.

"Sementara waktu gue mau santuy dulu deh," ujarnya santai.

"Santai kalo gak punya duit gimana, bro? Lu makan, jajan, rokok darimana?" ungkapnya tambah serius. 

"Iya, Kakak. Tar gue kerja lagi. Kerja kerja kerja!" jawabnya. 

"Gitu dong. Itu baru adiknya kakak," pujinya.

"Eh, Dik, ikut gue yuk!" ajaknya tiba-tiba.

"Waduh baru juga sampe. Emang mau kemana, bo? Zaman lagi pandemi gini. Mal tutup. Jalanan juga dijagain polisi," kilahnya.

"Bukan ke mal. Ada sesuatu yang mau gue tunjukin," ujarnya. 

"Wow! Apa tuh?" serunya.

"Lu harus ikut dulu," katanya.

"Abangku ini mulai main rahasia-rahasian rupanya," guraunya.

"Ya udah kalo lu gak mau," ucapnya.

Lihat selengkapnya