Roy tampak tegang di depan laptopnya Senin pagi itu. Setelah beberapa hari dilanda kegalauan, ia memutuskan untuk melakukan kunjungan secara virtual ke Danu. Selama masa pandemi, otoritas rutan mengeluarkan aturan dimana kunjungan di tempat untuk sementara waktu ditiadakan dan diganti dengan kunjungan secara online. Ini dimaksudkan tidak lain untuk mencegah penularan dan penyebarluasan virus yang kian mengganas.
Selesai mendaftar dan mengikuti prosedur yang telah ditentukan, Roy tinggal menunggu giliran. Kebetulan hari itu pengunjungnya cukup banyak sementara alat dan fasilitas yang disediakan pihak rutan terbatas. Jadi harus digilir dan dibatasi maksimal 15 menit per orang. Beberapa saat kemudian, tibalah giliran Roy. Dari layar laptopnya, terlihat Danu dengan waja lesu dan kusut. Begitu melihatnya, Roy langsung menyapanya, "Gimana kabarnya, Mas Danu?"
"Baik-baik saja. Makasih sudah menghubungi. Ini sangat berarti bagi saya," jawabnya dengan wajah yang berubah sedikit lebih berseri.
Danu lalu balik bertanya. "Oya, btw, ini Pak Roy masih di rumah sakit atau sudah pulang?"
"Masih di rumah sakit. Besok lusa saya baru pulang," tukasnya.
"Enak ya Pak, bisa pulang dan kumpul lagi dengan keluarga," ujarnya.
Memahami maksud ucapan Danu itu, Roy menjawab, "Semoga Mas Danu juga bisa menyusul segera."
Ia melanjutkan, "Saya ikut bersimpati dengan yang terjadi. Mudah-mudahan Mas Danu tetap kuat dan sabar menjalani ini semua. Jika ada yang dapat saya perbuat, tolong katakan saja. Jangan sungkan!"