Sudah lebih dari seminggu ini Mama sibuk bolak-balik rumah sakit menjenguk Papa yang sedang menjalani masa pemulihan setelah terpapar virus C19. Biasanya ia berangkat ke rumah sakit sekitar jam 10 dan menjelang magrib sudah pulang ke rumah. Ia biasanya datang membawa pakaian, makanan, buah, dan keperluan lain yang dibutuhkan Papa.
Mama sengaja tidak menginap karena permintaan Papa yang merasa dirinya sudah sembuh dan bisa ditinggal sendiri. Sempat menginap dua malam menemani Papa di awal perawatan, Mama selanjutnya menuruti keinginan Papa. Sebenarnya ia masih berat meninggalkan Papa sendirian tapi dari hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kondisinya sudah jauh lebih baik. Hal itu yang kemudian meyakinkan Mama.
Beruntung Papa tidak punya penyakit penyerta sehingga proses pemulihannya berlangsung lebih cepat. Namun dengan kondisi tersebut, ia belum boleh diizinkan pulang oleh dokter karena harus memenuhi ketentuan perawatan 14 hari yang ditetapkan. Meski begitu, Papa sudah beraktivitas kantor kembali secara virtual. Namun ia diingatkan agar tidak terlalu memorsir diri selama masa recovery.
Erika bersyukur dirinya dan adiknya juga Ceu Entin, si asisten rumah tangga, dinyatakan negatif semua setelah dites swab pada hari yang sama saat Papa jatuh pingsan di kantor lalu dilarikan ke rumah sakit. Ia heran sekaligus takjub dengan peristiwa yang menimpa keluarganya. Bagaimana menjelaskan dan memahami kelakuan pilih-pilih korban dari virus ini? Mestinya mereka sudah menjadi klaster keluarga tapi kenyataannya berkata lain.
Walaupun beberapa kali mereka makan malam bersama Papa selain Mama yang memang sehari-hari erat kontaknya dengan Papa tapi faktanya mereka semua dapat terhindar dari penularan penyakit tersebut. Apakah ini keberuntungan atau perlindungan dari Tuhan? Sementara menurut dokter yang datang melakukan tracing ke rumah waktu itu berpendapat kemungkinan hal itu disebabkan faktor imun anggota keluarga yang lain sedang baik dan kuat sehingga tidak tertular. Namun bagi Erika, hal itu tetap menjadi misteri hingga saat ini.
Entah mengapa, malam itu seperti ada sesuatu yang tidak enak yang ia rasakan. Ia sendiri tidak mengerti mengapa merasa seperti itu dan juga tidak tahu apakah itu pertanda buruk atau hanya perasaannya saja. Ia hanya mengabaikannya sembari menganggap perasaan itu akan segera hilang dengan sendirinya seiring waktu.