Kalut

Abe Ruhsam
Chapter #32

Pengungkapan

Matahari pagi perlahan menyeruak di ufuk timur. Pagi yang dinantikan itu akhirnya tiba. Bak kuda yang sedang berlaga dalam sebuah pacuan, Erika tampak bergegas. Ia menghampiri Mama dan pamit dengan menyatakan maksudnya hendak ke rumah sakit. Bagi Mama, hal itu tak biasa dan cukup mengagetkan. Namun Mama mengerti keinginan anaknya itu dan mengizinkannya.

Mama sempat menawarkan untuk mengantar Erika namun tawaran itu ditolaknya. Ia bilang tidak akan lama. Setelah itu ia akan langsung pulang. Tak ingin memaksa, Mama hanya bisa bilang supaya berhati-hati. Yang Mama perhatikan, Erika terlihat buru-buru sekali. Dan wajah cemasnya begitu terlihat dan jelas tak bisa ia tutup-tutupi.

Sekitar 15 menit dari rumah dengan naik motor layanan online, Erika tiba di rumah sakit. Dengan langkah pasti, ia berjalan menuju front desk. Tidak mau membuang waktu, ia langsung berkata, "Pagi, Mbak!"

Lalu ia bertanya, "Apakah benar ada pasien bernama Tomi Kusuma yang dirawat disini?"

"Sebentar, coba saya lihat dulu," jawabnya sambil mengecek database di komputer.

Sesekali meremas jemarinya, Erika begitu tak sabar menantikan informasi dari sang pegawai. Seketika meluncur jawaban dari mulutnya yang mengatakan, "Ya, benar. Tomi Kusuma masuk kemarin sore jam 16:31," jawabnya.

Walau tidak berbeda dari dugaannya, info itu tetap mengejutkannya. Dengan lemas ia menguatkan diri untuk bertanya. "Apa boleh saya menjenguknya?" ungkapnya untuk mengetahui kondisi Tomi.

Memperhatikan keterangan yang tertera di layar monitor, si pegawai lalu berkata, "Maaf, pasien Tomi sedang dirawat intensif di IGD. Untuk sementara waktu belum boleh dijenguk."

Tak ingin berlama-lama lagi, ia berucap ke si pegawai, "Terima kasih, Mbak."

Dengan penuh lara, ia segera pergi meninggalkan rumah sakit itu. Apa yang ia takutkan dari malam sebelumnya, kini terbukti sudah. Mengetahui bahwa benar itu adalah Tomi sudah cukup baginya walau tidak melihatnya langsung. Berkelindan pikirannya keberbagai hal yang akan muncul setelah itu. Mencoba untuk kuat tapi pada titik itu dirinya benar-benar hancur. Ia begitu hanyut dibuai kedukaan selama dalam perjalanan pulang itu.


...........

Lihat selengkapnya