Evi memutuskan untuk menemui Martha di kantornya yang dianggap netral daripada di rumah. Sebelumnya ia sudah mengontak Martha untuk bertemu. Martha sendiri tidak kenal Evi. Namun secara meyakinkan Evi dapat membujuk Martha hingga akhirnya ia menyanggupi untuk bertemu. Evi bilang ada hal penting yang ingin ia sampaikan secara langsung tidak melalui telepon. Martha yang kebetulan masih cuti karena musibah kecelakaan yang dialami Tomi, baru masuk kerja kembali besok lusa. Ia meminta Evi datang menemuinya di waktu tersebut.
Hari yang ditentukan tiba. Sebelum istirahat siang, Evi sudah datang dan menunggu di lobi kantor Martha seperti yang telah disepakati. Tak ingin menggagalkan rencananya, ia mempersiapkan segalanya dengan baik.
Dari jauh, Martha memperhatikan seorang wanita yang tengah duduk sendiri di lobi. Tampak sedang menantikan seseorang, Martha lalu menghampirinya seraya menyapa, "Ibu Evi ya?"
"Betul," jawabnya sambil memberi salam dengan merapatkan kedua telapak tangannya ke dada.
"Saya Martha. Apa yang bisa saya bantu?" katanya sambil duduk berhadap-hadapan dengan Evi ditengahi sebuah meja bundar.
"Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk menemui saya," ucap Evi.
Martha hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Ibu, saya mau sesingkat dan secepat mungkin. Saya tahu dan paham kondisi Ibu saat ini. Saya ikut prihatin dan bersimpati sedalamnya atas peristiwa yang dialami Tomi. Semoga Ibu dan keluarga sabar dan tabah menjalani cobaan ini," ungkap Evi.