"Di depan itu berhenti ya pak. Rumah cat warna putih." ucapku kepada supir taksi.
"Baik mbak."
Akhirnya, tibalah aku di depan rumah. Untung saja aku masih ingat jalan-jalannya, dengan begitu aku bisa memberi sedikit kejutan kepada mama yang aku tidak beri tahu kapan aku akan datang.
Mama keluar dari rumah dan terlihat kebingungan. Setelahnya, aku langsung membuka pintu taksi dan keluar.
"Tissa! Ya ampun! Mama kira siapa." ucap mama sambil membukakan pagar rumah.
"Mama! Tissa kangen!" jawabku sambil memeluknya.
"Kamu nakal ya, enggak bilang-bilang pesawat jam berapa!"
Aku hanya membalasnya dengan senyuman saja.
"Baik mbak, kopernya sudah diturunkan semua ya." ujar supir taksi kepadaku.
"Oh iya pak, Ini pak uangnya. Kembaliannya ambil saja." balasku yang menyerahkan uang tunai kepada supir taksi.
"Terima kasih mbak. Mari mbak, bu."
Supir taksi pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
***
"Duh kamu itu ngapain sih bawa oleh-oleh segala!" sahut mama kepadaku yang mengeluarkan beberapa cendera mata untuk mama.
"Ih mama, ini kan sesekali aja!"
"Iya, tapi masa harus repot-repot begini."
"Mama, ini cuma cendera mata kecil-kecilan aja kok. Enggak mahal."
Aku membelikan mama beberapa souvenir, Sweater dan beberapa baju. Karena kualitas dan bahan wol di Australia itu nggak usah diragukan lagi. Walaupun di Jakarta panas, tapi aku yakin bakal cocok kalau dipakai mama tidur ketika menggunakan AC ataupun ketika mama berlibur bersama teman-temannya ke daerah yang dingin seperti di Jawa Barat. Mama bakal lebih modis dari teman-temannya pastinya.
***
"Wih! Sayur asem! Ayam goreng!!! Kol goreng!!"
Mama memang paling tahu kesukaan anaknya. Masakan-masakan favoritku ini tidak bisa aku jumpai disana. Duh bisa-bisa pulang dari sini badanku melar deh.
"Iya, mama kan tahu kegemaran kamu. Ayo dimakan, belum makan siang kan?"
"Belum ma, pagi pun belum."
"Apa? Kok bisa sih?" tanya mama agresif.
"Sebenarnya udah sih ma, Cuma roti dan beberapa jajanan di pesawat."
"Mana kenyang! Sudah, sudah. Habiskan ini lauk-lauknya." Ucap mama yang duduk sambil mengajakku untuk duduk.
Benar kan? Alamak bakal melar nih kayaknya!
***
Dua hari sudah aku berada di rumah, dan dua hari sudah aku menghabiskan malam hari dengan mama. Hari ini, aku dan mama tengah asyik menonton acara tv sambil berbicara ringan.