Sambil melihat-lihat dan mencari tiket di ponsel, aku bingung melihat mama yang kali ini terlihat risau.
"Ma? Mama enggak apa-apa? Kok kayaknya ada yang sedang dipikirkan?"
"Dipikirkan?" tanya mama sambil tersenyum lebar yang dipaksa.
"Iya ma, kenapa ma? Mama enggak bisa cuti ya?"
"Bi.. Bisa kok Tis. Bahkan tahun ini mama belum ambil cuti sama sekali."
"Ya bagus dong ma!"
Aku pun kembali fokus mencari tiket perjalanan berlibur, namun tiba-tiba mama berceletuk,
"Mama ke kamar dulu ya?"
Tanpa menunggu balasan, mama langsung masuk ke dalam kamarnya dengan tergesa-gesa.
"Mama kenapa sih? Kok tiba-tiba berubah gitu moodnya?" tanyaku keheranan.
***
Setelah beberapa lama mencari, akhirnya kutemukan juga harga tiket yang menurutku harganya sangat pas. Dengan cepat, aku langsung mendatangi mama yang ada di dalam kamar.
"Ma! Tanggal duapuluh delapan bisa enggak ma, ada promo nih."
Aku langsung memberikan ponsel kepada mama dan mama pun melihatnya.
"Tanggal duapuluh delapan ya? Dua minggu lagi?"
"Iya ma, tanggal segitu harganya benar-benar murah ma! Sudah lengkap juga sama wisatanya." Ucapku penuh girang sambil menjelaskan bak pemandu wisata.
"Ya sudah."
"Ya sudah bagaimana ma?"
"Iya, mama ngikut kamu aja."
Mama lalu membalikkan badannya sambil memeluk guling.
"Ma, mama kenapa sih ma? Kok kayaknya dari tadi ada yang mama tutup-tutupi?" tanyaku yang langsung tidur di sebelahnya sambil memeluknya.
Mama masih terdiam, sedangkan aku terus menebak soal sikap mama yang berubah.