HARI KETIGA
Dini hari begitu tenang dan sunyi. Semua orang tertidur, termasuk aku yang pulas tertidur. Mungkin karena pengaruh makan malam dengan porsi yang tidak wajar tadi.
Aku terbangun karena terkejut oleh sesuatu yang menganggu di bagian kaki. Terbangun dengan kesadaran yang masih kurang, aku tidak begitu mempedulikannya. Bahkan aku hanya kembali menutupi bagian kakiku dengan selimut. Aku berpikir yang menyentuh kakiku tadi adalah bedframe kasur yang tak sengaja tersentuh.
Aku lantas tidur kembali.
Beberapa saat aku kembali tertidur, lagi-lagi aku terganggu oleh sesuatu yang menyentuh kakiku lagi. Aku lantas terbangun saat itu karena rasanya kali ini hangat berbeda dengan kejadian pertama tadi yang terasa dingin mungkin karena Bedframe kasur yang terbuat dari besi.
Aku melihat jam di ponsel, ternyata waktu menunjukkan masih pukul tiga pagi. Suasana benar-benar sepi dan hening. Aku lantas menyalakan senter di ponsel untuk memeriksa apa yang sebenarnya menganggu kakiku. Karena rasanya sangat hangat sekalipun kakiku tadi tertutup dengan selimut.
Tak menemui apapun, aku kembali mencoba untuk tidur. Kali ini aku benar-benar memastikan menutupi seluruh bagian kakiku hingga telapak kaki ke dalam selimut. Karena entah mengapa, pikiran-pikiran aneh mulai masuk di kepalaku.
Ketika aku mulai masuk dalam fase tidur nyenyak, tiba-tiba aku terkejut dan terbangun seketika karena merasa kegelian pada telapak kaki dan kembali terasa hangat juga. Dengan cepat aku menarik kakiku dan terbangun seketika.