Kamar Bernapas

Imajiner
Chapter #10

Bagian 9: Hipotesa Ala Tissa

"Moso seh?" tanya Pakde Sardi dengan logat Jawanya yang kental.

(Masa sih?)

"Serius Pakde, Tissa aja terjaga sampai pagi."

Aku menceritakan kejadian anehku semalam kepada Pakde Sardi di ruang makan selepas sarapan. Kebetulan di sini ada Tante Yuni yang ikut mendengar juga.

"Dulu Om Hendra pernah tidur di sana, toh nggak ada apa-apa Tiss." jawab Tante Yuni yang sedang mencuci piring.

Aku terdiam seribu bahasa. Orang-orang ini tidak mempercayaiku, sementara aku merasakannya sendiri.

"Kamu habis itu ibadah nggak pas kebangun jam segitu?" tanya Pakde menambahkan.

"Nggak."

"Yo harusnya kamu ibadah toh nduk. Mungkin saja itu pertanda Tuhan bangunin kamu untuk ibadah pagi."

Tak terbesit pikiranku saat itu untuk ibadah. Yang ada aku benar-benar ketakutan saat itu.

"Pakde, semalam saja gayungnya jatuh sendiri. Tissa keburu takut." balasku kepadanya.

"Mungkin kamu menaruhnya nggak bener kali." Iikut Tante Yuni menambahkan.

Kulihat tidak ada solusi yang bisa aku dapatkan di sini, yang ada mereka malah terus menyalahkanku karena sikap takutku itu.

"Coba antar Pakde masuk ke kamarmu itu." ucap Pakde Sardi setelah menghabiskan kopi hitamnya.

Aku dan Pakde pun langsung berjalan untuk masuk ke dalam kamarku.

***

Sesampainya dalam kamar, Pakde berulang kali memeriksa sudut kamar. Nuansa horror sudah tidak terasa, ya mungkin karena hari sudah pagi.

Bagi kalian yang bingung tentang gambaran kamar ini, berikut akan kugambarkan,

Kamar ini menurutku cukup luas kurang lebih sekitar duapuluh meter persegi, belum lagi ada kamar mandi di dalamnya. Di dalam kamar ini terdapat dua buah jendela kamar yang langsung menghadap ke kebun, lalu sebuah kasur dengan Bedframe besi yang mempunyai ruang kosong dibawahnya, sebuah lemari baju berbahan dasar kayu yang kelihatannya itu kayu yang mahal, sebuah meja rias yang sudah tua dan sebuah lukisan besar bergambar Eyang Waluyo yang berada tepat menempel di dinding atas kasur aku tidur. Sejujurnya aku masa bodoh dengan lukisan itu namun sejak kejadian semalam, rasanya aku ingin menutup atau memindahkan lukisan itu karena lukisan itu menjadi lebih horror dari sebelumnya.

"Nggak ada apa-apa ah." ujar Pakde Sardi setelah memeriksa segala sudut ruang.

"Ya nggak ada Pakde, orang udah pagi kok." jawabku ketus.

"Wes nduk, pokoknya kamu kalau tidur jangan lupa berdoa."

Lihat selengkapnya