Langkah kaki Budi bersama para pengawalnya terlihat santai. Kacamata hitam yang menjadi setelan rutin wajahnya sudah siap menyimpan makna dari penglihatannya. Masih di area parkiran mobil rumah sakit, Budi terlihat memberikan arahan kepada asistennya. Lalu, membuang rokoknya. Dia menginjak puntung rokok itu hingga padam.
Tangannya bergerak dari belakang ke depan sebagai isyarat bahwa langkah akan dimulai menuju lobi rumah sakit. Tangan kanannya dimasukkan ke saku celana. Dia meneruskan langkahnya hingga pintu masuk.
Suasana rumah sakit sengaja dibuat sepi. Ada tujuan lain Budi datang ke sana. Dia akan menemui Andri untuk membicarakan kesepakatan yang sudah dibuatnya dengan Rafles beberapa waktu yang lalu.
Satpam di meja informasi berdiri tegap memberikan hormat. Dia mengarahkan pasukan Budi ke tujuannya. Empat orang pengawal terus mewaspadai berbagai hal yang akan mengancam Budi. Terutama wartawan.
"Mereka sudah datang," tulis pesan singkat Rendi kepada Rafles.
"Ikuti saja," balas Rafles.
Rendi hanya mengikuti Budi beserta asistennya. Dia memang sudah berada di RSRM Melati sejak pagi. Dia pamit pada Gerry untuk duluan berangkat. Seperti jadwalnya kemarin, Gerry, Rara, Rendi, dan Bimba akan kembali lagi ke rumah sakit. Kali ini ada Andi. Andi ditugaskan untuk melihat setiap gerak-gerik kecil semua orang di rumah sakit itu.
***
Dua hari yang lalu ...
Topi hitam yang bertengger di kepala Rendi mulai diturunkan. Kacamata hitam bermerek Levi's juga sudah terpampang di wajahnya. Jaket serta celana hitam yang memang menjadi setelan mata-mata itu sudah rapi menghiasi tubuh Rendi.
Rendi melangkahkan kakinya bersama senter kecil. Dia melihat ke kiri dan ke kanannya untuk mengawasi satpam yang bertugas malam. Di balik pohon pinus tua, Rendi bersembunyi. Dia berjalan ke arah belakang rumah sakit yang digunakan sebagai tempat bongkar muat keperluan rumah sakit. Di sana juga ada gudang barang-barang bekas.
Dalam waktu lima menit, Rendi bergerak menuju ruangan penyimpanan obat hingga sampai di ruang ganti pakaian perawat. Rendi mencoba mengelabui dua orang perawat laki-laki yang sedang berganti pakaian untuk dinas malam.
Setelah memastikan dua perawat itu pergi, dia menyelinap untuk berganti pakaian pula. Lemari penyimpanan pakaian perawat malam sudah terbuka. Dengan cepat dia memilih pakaian yang pas.