Kami (bukan) Tinta Berdasi

Martha Z. ElKutuby
Chapter #19

Pesan Catatan Akhir

Bunyi gesekan ban mobil Gerry berdecit di jalan depan rumahnya. Dia melepaskan kunci mobil, lalu menghempaskan pintu mobil itu. Dengan berlari, Gerry memasuki rumahnya. Dari luar, dia menemukan sepatu Indah. Indah selalu lupa untuk mengambil sepatunya sehabis dari luar.

Gerry membuka pintu rumah dengan cepat. Dia berkeliling rumah meneriaki Indah. Suasana rumah sedikit sepi. Hanya ada Erni, Mama Gerry yang sedang istirahat di kamarnya. Erni terbangun. Dia keluar menghampiri Gerry.

"Ada apa?" tanya Erni.

"Indah mana, Ma?" tegas Gerry.

"Bukannya dia di kantormu?"

Langkah Gerry bergerak cepat. Dia menuju anak tangga untuk ke lantai atas. Kamar Indah ada di lantai dua. Gerry menaiki dua anak tangga dalam sekali jalan. Dia memang curiga dengan Indah.

Di depan kamar Indah, Gerry mengetuk-ngetuk pintu. Napasnya tersengal. Namun, dia atur secepat mungkin. Sudah berlalu lima menit, Indah tak juga keluar. Dia masih saja mendekam di kamarnya.

Rasa takut menghampiri Indah. Dia membereskan semua berkas yang akan membuat Gerry curiga. Suara ketukan pintu dari luar semakin memekakkan telinga. Gerry mulai geram. Dia berencana mendobrak pintu kamar Indah. Namun, tak lama memikirkan rencana itu, Indah membukakan pintu kamarnya.

Tanpa berkata apa pun, Gerry menerobos memasuki kamar Indah. Dia mengarahkan matanya ke kiri dan ke kanan. Ada sesuatu yang dicari Gerry. Indah hanya diam saja. Gerry menelusuri ssetiap sudut kamar Indah. Dia juga memeriksa laci-laci dan lemari Indah.

Indah masih mematung di depan pintu kamarnya. Dia memandang tas sekolahnya dulu. Raut wajahnya menegang, dia selalu saja memperhatikan tasnya. Jari-jarinya memainkan tepi bajunya bagian bawah. Dia mulai resah. Kepanikan menghantui kepalanya.

Melihat gerak-gerik Gerry yang cepat, Indah mencoba bergerak. Dia hendak melindungi tas sekolahnya itu. Pelan-pelan dia berjalan.

"Jangan bergerak!" teriak Gerry.

"Kakak cari apaan, sih?" Indah mulai bersuara.

"Kamu masih bertanya?" tanya Gerry menghampiri Indah.

Lihat selengkapnya