Kami (bukan) Tinta Berdasi

Martha Z. ElKutuby
Chapter #24

Bayangan Masa Lalu

Suasana sore di taman kumpul MMI News terasa sejuk. Matahari sudah mulai condong ke barat. Titik peraduannya sebentar lagi terlihat. Rara masih mematung di kursi panjang cokelat muda itu. Dia melamun menunggu Gerry.

Dari jauh, Andi hanya memperhatikan Rara. Antara kasihan dan cuek, Andi terpaksa harus menjaga Rara hingga Gerry datang. Dia tidak mungkin akan menjadi sandaran Rara. Saat ini, Rara hanya butuh Gerry untuk bercerita.

"Rara di mana?" tanya Gerry sehabis berlari dari parkiran.

"Tuh, di sana. Aku bingung harus ngomong apa," jawab Andi.

"Yaudah. Makasih, ya."

Gerry menghampiri Rara. Dia berjalan santai dan pelan ke hadapan Rara. Berjarak dua meter. Gerry hanya memperhatikan Rara. Dia masih mengatur hatinya yang harus bicara apa ke Rara. Sejujurnya, dia juga bingung. Namun, dia mencoba untuk bisa menjadi teman dekat Rara saat itu.

Pelan-pelan Gerry duduk di sebelah kotak yang berisi berkas-berkas Intan. Gerry menyamakan pandangannya dengan Rara. Dia juga mengarah ke depan. Di depannya, ada taman bunga. Banyak jenis bunga yang bisa memanjakan mata. Namun, bukan untuk Rara.

"Aku rasa bunga tulip itu cantik sekali jika dia mekar sedikit lagi," kata Gerry mengagetkan Rara.

Gleek!

"Duh! Yah, Kak Gerry kapan datangnya?" ujar Rara mengaduh karena kakinya meluncur ke tanah bawah kursi.

"Astaga, Ra. Hati-hati, dong!"

"Hehe ... Nggak apa-apa, Kak," balas Rara cengengesan.

"Kamu kenapa?" lanjut Gerry.

Rara menyodorkan kotak cokelat yang sudah cukup lama menemaninya ketika menunggu Gerry. Di dalam kotak itu, Rara menambahkan beberapa berkas yang di foto Indah di rumah sakit. Dia sempat mencetaknya sebelum ke taman bersama Andi.

Lihat selengkapnya