Kami (bukan) Tinta Berdasi

Martha Z. ElKutuby
Chapter #30

Sirine Kejutan

Kantor polisi Jakarta sudah bersiap untuk penangkapan Rafles, Andri, Budi Jaya, dan Sanjaya. Semua pasukan polisi sudah berpakaian coklat dengan rompi. Pasukan detektif memakai setelan hitam untuk mengelabui tahanan. Beberapa detektif yang menjadi anggota tim Detektif Roy menyiapkan borgol besi di kantong masing-masing. Tak lupa juga pistol yang sengaja disembunyikan di badan mereka.

"Pak Boni, kita sebentar lagi akan berangkat. Kita akan mengelabui mereka bersama," kata Detektif Roy.

"Lapangan parkir mobil polisi dan pasukannya sudah penuh. Suara sirine juga tak hentinya memekakkan telinga. Dari jauh, Gerry dan Rara berjalan menuju Detektif Roy. Mereka juga akan mendengar kata-kata Detektif Roy sebelum memulai penangkapan.

"Kalian bersiap saja dengan hal yang akan terjadi. Terutama Mbak Rara. Jangan lemah. Kamu anak yang baik," ujar Detektif Roy menepuk bahu Rara.

***

Lokasi samping Rumah Sakit Rehab Mental Melati hari itu ramai. Banyak tamu yang datang untuk menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Disabilitas Melati. Terutama Budi Jaya dan Rafles, sudah datang duluan. Tawa dan sumringah senyumnya menghiasi hari itu. Mereka saling bertukar pendapat untuk rencana ke depannya.

Di halaman parkiran rumah sakit sudah hadir Sanjaya berserta pengawalnya. Dia disambut dengan tepuk tangan para tamu yang datang. Rafles menjemput Sanjaya ke mobilnya. Dia beramah-tamah dengannya.

"Baiklah hadirin semuanya. Kita akan mulai cara kita dengan peletakan batu pertama Rumah Sakit Disabilitas Melati dari calon presiden selanjutnya, yaitu Bapak Sanjaya," suara protokol acara menggema.

Gemuruh tepuk tangan kembali menghiasi lapangan luas yang ada di samping RSRM Melati. Beberapa wartawan dan media juga meliputnya. Rendi dan Niko ditugaskan untuk meliput berita penting ini. Niko juga menjadi perpanjangan tangandari Gerry dan Rara. Dia akan melaporkan setiap prosesnya.

Di tengah kerumunan massa, Rendi merekam semua kegiatan hari itu. Sesekalidia melihat-lihat suasana di sekitarnya. Namun, tetap hanya terlihat beberapa tamu yang hadir saja. Tidak ada hal yang mencurigakan.

Dari atap RSRM Melati sudah bersiap tim mata-mata dari kepolisian. Mereka sengaja memasang kamera kecil untuk mengintai gerak-gerik Rendi dan Rafles. Gedung rumah sakit beserta beberapa gedunglainnya sudah disiagakan oleh polisi.

Lihat selengkapnya