Arsya berjalan kaki bergandeng tangan dengan kekasihnya di sebuah taman kota. Mereka berdiri, wajah Citra terlihat serius, dia mengambil napas panjang dan menatap pacarnya.
“Arsya, gue mau kita temenan aja, ya?”
Arsya mengerjap dan membuka mulut. “Kenapa, Sayang? Kamu udah nggak sayang lagi sama aku?” Ia menggenggam tangan Citra.
“Gue ngerasa kita udah nggak cocok lagi, Ar, lo terlalu sibuk dan nggak pernah merhatiin gue.”
"Kurang perhatian gimana? Aku selalu berusaha kasih perhatian, bahkan di saat aku sibuk, aku sempetin waktu buat kamu. Minggu kemarin aja, aku ngajakin kamu jalan-jalan, kamu malah yang bilang kalau kamu sibuk. Citra, aku sayang sama kamu, aku nggak mau kita putus,” pinta Arsya, menggenggam kedua tangan Citra.
“Maaf, Ar, gue udah nggak bisa, kita udah, ya? Kita selesai.” Citra menghempaskan tangan dan menyingirkan tangan Arsya, lalu pergi meninggalkannya.
“Citra! Citra!”
Citra tidak peduli dengan laki-laki yang sudah menjadi mantan kekasihnya. Dia tetap berjalan dan semakin menjauh darinya. Arsya mengerjap, kedua matanya agak merah, ia berjalan sendiri di taman dengan wajah sedihnya yang tidak bisa ia sembunyikan. Tiba-tiba ia terkejut mendengar bentakkan suara yang tidak asing lagi.
“Hey!"
Arsya menegakkan dagu. Melihat Clara sedang bergandeng tangan dengan seorang laki-laki yang berpakaian rapi.
"Lo ngapain di sini sendiri? Oh—” Clara memerhatikan wajah Arsya yang murung, “abis diputusin sama pacar lo!" Dia tertawa, "rasain lo!” Gadis itu menyeringai, lalu tersenyum, terlihat puas melihat kesedihan di wajah Arsya, lalu menggenggam tangan kekasihnya. “Dah yuk, cabut.”
“Siapa, sih?” tanya Niko, laki-laki yang merupakan kekasih Clara.
“Nggak penting, cuma pembantu.”
Clara dan Niko menaiki mobil, mereka sampai di klub, suara musik DJ dan lampu-lampu yang berkerlip membuat mereka berdansa bersama. Niko mengajaknya minum, tawa dan canda menemani kegembiraan mereka. Setelah puas menikmati musik, Niko mengajak clara ke rumahnya.
Clara tersenyum melihat anak anjing yang menggonggong dan menggoyang-goyangkan ekornya. Niko menuntunnya ke kamar, mengelus pipi kanan Clara dan tersenyum, Clara menggenggam tangan kekasihnya.