Semua barang yang akan di bawa sudah dikemas ke dalam kotak kardus, pakaian pakaian juga sudah di bereskan ke dalam koper. Keluarga Bocil sudah bersiap siap untuk pindah ke tempat tinggal mereka yang baru.
“Abah tidak ada yang ketinggalan lagi kan!” tanya Ibu Bocil kepada Abah.
“Tidak ada Bu! Semua sudah beres kok Bu,” ujar Abah sambil menutup pintu belakang mobil.
Setelah berkemas akhirnya mereka pun berangkat ke tempat tinggal baru mereka. Di perjalanan Bocil masih memasang wajah murung, ia masih tidak ingin pindah dari rumahnya yang lama. Ayu tak tahan melihat wajah kakaknya yang masih tertekuk muram dan sifat jahilnya pun keluar. Ayu bermaksud untuk menggoda sang kakak agar wajah muramnya itu hilang dari wajahnya.
“Abah! Ibu! Tau nggak sebenarnya di sekolahnya Ayu yang lama ada cerita yang seru loh,” ujar Ayu sambil melirik ke arah Bocil.
Ketika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Ayu seketika perasaan Bocil merasa tidak enak di tambah lagi ia melihat adiknya itu melirik ke arahnya lalu memberi satu kode bahwasanya cerita itu tidak boleh diceritakan dengan orang lain.
“Cerita apa tu Yu! Jarang jarang nih kamu cerita pasal sekolah kamu,” kata Ibu.
“Ini pasal kak Boby Bu,” kata Ayu dengan semangat.
Mendengar namanya di sebut perasaan Bocil semakin tidak karuan, Ia gelisah bukan kepalang sampai sampai ia mengeluarkan keringat dingin yang tak tau keluar darimana.
“Loh kok tentang kakakmu sih Yu! Seharusnya ya tentang pengalaman kamu gitu.”
“Kalau cerita pengalaman Ayu nggak ada yang seru Bu! semuanya…” ujar Ayu dengan mengangkat tangannya lalu menggoyangkan ke lima jarinya ke arah lehernya. “Kalau cerita pasal kak Boby baru deh banyak yang seru.”