Kamu Adalah Alasan Kenapa Aku Masih Di Sini

Hesti Ary Windiastuti
Chapter #1

Pudar

"Pulang agak malam ya, lembur soalnya," ucap Jati sembari mengecup kening Dania, perempuan yang sudah menemaninya mengarungi bahtera rumah tangga hampir enam tahun lamanya, tapi jika dihitung dari masa keduanya menjalin kasih dari sejak masih menggunakan seragam putih biru, bukan waktu yang sebentar untuk keduanya saling memahami satu sama lain.

Akan tetapi, Jati merasa seakan perasaan Dania padanya seperti memudar, apa karena kerutan pada wajahnya, atau postur tubuhnya yang kini semakin bulat, tapi bukankah, Dania pernah mengatakan ketika menerima lamarannya dulu, kalau dia menerima Jati karena, melihat masa depan di mata Jati.

Menjanjikan masa depan, realitanya, penghasilan Jati bisa dikatakan, cukuplah untuk bertahan hidup sehari-hari, meskipun ada kalanya harus bon ke warung tetangga, soalnya ada saja pengeluaran tak terduga, tapi biarpun begitu, semuanya baik-baik saja, uang belanja masih tetap lancar, karena Jati selalu memprioritaskan hal tersebut, buktinya Dania tetap masak semua makanan kesukaannya, tidak ada yang berubah dari rutinitas mereka, tapi kenapa Jati merasa, ada yang lain pada diri Dania, sesuatu yang disembunyikan, dan Jati menyadari itu, ketika terbangun saat tengah malam, dan mendapati Dania sedang menangis disampingnya.

Ingin rasanya Jati merangkul Dania saat itu, tapi Jati merasa, mungkin Dania butuh ruang sendiri, dan mungkin dengan menangis, Dania bisa meredakan semua kegelisahan yang ia rasakan, tapi yang membuat Jati bertanya-tanya, kenapa Dania tidak ingin membagikan jika itu adalah kegelisahan, kepadanya, bukankah, Dania sendiri yang mengatakan kalau, Jati adalah seseorang yang spesial dalam hidupnya, tapi kenapa masih ada rahasia diantara mereka.

Jati merasa Dania selalu menutupi kegelisahannya dengan senyumannya dan keceriaannya, ya, seperti itulah Dania yang Jati kenal, perempuan dengan karakter ceria dan hal tersebut jugalah yang membuat Jati merasa nyaman bersama dengan Dania, ibaratnya Dania adalah pelengkap Jati yang tidak terlalu suka bicara panjang lebar, karena Jati lebih memilih menunjukkan perasaannya dengan tindakan, daripada perkataan, dan menurut Dania, Jati tidak berbakat dalam urusan gombal.

"Kamu mikirin apaan sih?" Tanya Ruth, teman satu kantor Jati.

"Rasanya aku mau ambil cuti deh, Ruth." Ujar Jati.

"Tumben, katanya nunggu akhir tahun, kalau ditambah tanggal merah, jadi banyak hari libur, mau honey moon lagi ya?" Ledek Ruth.

"Mau tahu saja," ucap Jati sembari mengacak rambut Ruth yang baru saja di smoothing, dan tentu saja apa yang dilakukan Jati, membuat Ruth, mencak-mencak, tapi Jati dan rekan kerjanya yang lain tahu, Ruth tidak akan lama jika marah, jadi karena hal tersebut pulalah, Ruth sering menjadi sasaran iseng karyawan yang lain.

Bekerja di lembaga keuangan swasta, non bank dan bagian penagihan kredit pula, bukan hal mudah bagi Jati, dia kerap di samakan dengan debt kolektor yang image nya, terlanjur dicap kasar, padahal Jati sudah sesuai prosedur, bahkan SOP kantor, yang sudah disusun, memuat bahwa, anggota, begitu sebutan bagi yang bergabung dengan lembaga keuangan tersebut, dapat membayar dengan minimal Rp.50.000,- kalau memang di bulan yang bersangkutan, uang memang belum ada, karena yang terpenting adalah niat untuk membayar, berapa pun besarnya tidak masalah, tapi tetap saja hal tersebut salah dimata anggota.

Lihat selengkapnya