"Dalam rangka apaan nih, tumben kita sekantor di traktir makan," ujar Jati sembari menyikut lengan Sonu.
"Habis kebagian jatah warisan dari India ya." Celetuk Ruth.
"Nggak Ruth, baru habis gadai sertifikat tanah yang nggak jauh dari Taj Mahal." Ujar Sonu, yang diselingi tawa yang lain.
"Lalu dalam rangka apaan dong, bukan nge prank kan? Nanti tahu nya, sudah makan, bayar masing-masing, sadar dong bapak-bapak, ini bulan tua, mana tempat makannya elite lagi, tuh lihat, satu gelas teh manis saja 15 ribu, bisa dapat tiga gelas di kantin sebelah kantor." Ruth mencoba membandingkan harga makanan tempat mereka makan saat ini.
"Tenang nona manis, ini nggak prank kok, apalagi ada bapak bos muda kita di sini bersama kita semua, mana berani saya prank, yang ada habis pulang makan, saya di pecat," ucap Sonu.
"Tapi nampaknya kalau aku lihat-lihat, aura wajahmu berubah sekali Son, dari kemarin, kalau kemarin itu bawaannya kusut masai yang ada, tapi sekarang, rona bahagia saja yang terpancar, silau," ucap Janu.
"Karena enam bulan lagi aku resmi jadi ayah," ujar Sonu sumringah.
"Selamat ya.... Nggak kebayang deh bagaimana baby nya nanti, bapaknya India, emaknya Belanda, total cantik dan ganteng pasti," ujar Ruth.
"Eh, tapi tunggu dulu, perlu digarisbawahi, untuk calon bapak baru, yang paling harus dijaganya itu ucapan ya, dan jangan menyakiti orang dengan ucapan, lisan harus benar-benar dijaga, tapi ada yang lebih penting lagi untuk di ingat, yaitu soal hewan, sebisa mungkin, ini nasehat yang saya dapatkan dari ibu saya, jangan membunuh hewan, kalau perlu ada nyamuk gigit, tepis saja," ucap Dony atasan mereka, dan yang paling senior soal pernikahan dan juga anak, secara sudah memiliki anak dua, dan keduanya sudah sekolah.