Hari kedua sekolah, belajar tentang bahasa inggris entah kenapa guru ku ini sedang pms, atau sedang memikirkan hutang wajahnya sangat menyeramkan.
“Hari ini kita belajar bahasa inggris ya anak-anak, loh kamu kenapa masih duduk di belakang Rey? kamu pindah duduk di depan Andin!” ucap guru ku padaku.
“Loh bu ko gitu?” tanya ku yang merasa heran.
“Ini perintah dari pak Andri”
Mendengar guru ku menyebut nama pak Andri aku langsung mengambil tas ku dan bergegas untuk pindah ke tempat duduk di barisan kedua tepat di depan Andin. Aku ingin menolak tetapi aku sudah janji pada pak Andri harus mengikuti perintahnya. Ini semua demi sekolah sepak bola itu..
“Iya bu iya”
Jam isirahat pun datang, tiba-tiba aku di bangunkan oleh Rama teman ku.
“Rey istirahat yuk” ajak Rama kepada ku yang sedari tertidur di atas meja.
“Engga deh, gw nitip aja minuman 2 ya” pinta ku pada Rama.
“Oh oke deh”
Saat ingin melanjutkan tidur, aku menoleh ke belakang dan ku lihat lah siswa terpintar itu sedang belajar, aku pun mulai menganggunya.
“Hey siswa terpintar,” ucap ku memanggil Andin.
“Bisa ga si kamu jangan panggil-panggil aku kaya gitu?” gerutu Andin padaku.
“Terus lo mau di panggil apa?”
“Ya nama aku aja lah risih tau di panggil kaya gitu!”
“Gue kan engga tau nama lo”
Dengan tatapan sinis dia tidak menanggapi perkataan ku.
“Gimana kalau kita kenalan aja, kita kan baru satu kelas gue lupa nama lo.” ide ku untuk berkenalan dengan Andin.
Dengan wajah lugunya ia hanya tersenyum membuat ku gemas.
“Oke kenalin nama gue Rey, kalo lo?”
“Iya iya nama aku Andin”
Tiba-tiba Rama datang membawakan minuman yang tadi ku pesan.