Ketika aku sedang bergumam di dalam hati ku. Tiba-tiba telpon ku berbunyi. Dan itu telpon dari Andin. Wahhhhh aku sangat senang. Apa dia benar-benar datang harap ku.
“Heh diem-diem jangan berisik!” aku memerintahkan teman-teman ku. Agar terdiam saat aku mengangkat telpon ku.
“Oke oke” Rama menjawab.
“Hallo Andin, kenapa telpon? Kangen ya?” aku bertanya dengan perkataan nakal ku ini, membuat Andin geram mendengarnya.
“Ih apasi, aku cuma mau bilang. aku mau datang ke perayaan kamu”
Mendengar Andin berkata seperti itu suasana hati ku menjadi senang.
“Hah? Serius? Lo dimana sekarang? mau gue jemput?”
“Stop jangan banyak tanya, aku maunya kamu aja. Jangan ajak teman-teman kamu itu”
Aku terkejut mendengar perkataan Andin. Aku berprasangka bahwa Andin tidak ingin di ganggu makanya hanya aku saja. Pikiran nakal ku berkata bahwa Andin hanya mau dekat dengan ku, ya seperti seorang yang sedang pacaran makanya tidak mau di ganggu hehehe.
“Oke, gimana kalo besok?”
“dimana?”
“Di taman aja sejuk terus kita makan es krim gimana?”
“Oke deh”
Saat mengatakan itu lewat telpon, Andin langsung menutup telponnya. Dan ku mulai menghampiri teman-teman ku yang penasaran.
“Gimana Andin kesini?” tanya Rama kepada ku dengan tatapan penasarannya.
Aku tidak menjawab pertanyaan Rama, tetapi langsung memeluk teman-teman ku dengan bahagianya.
“Yeaaaaaa!!!” ucap ku sembari memeluk teman-teman ku.
“Ih lo kenapa? Gimana katanya?” Rama benar-benar penasaran makanya dia bertanya kembali.
“Dia mau tapi berdua aja” jawab ku dengan wajah sumringah.
“Asikkkk jangan-jangan mau????” jawab Reno sembari melepaskan pelukan ku. Reno yang belum melanjutkan pembicaraannya, aku langsung memotong.