Berhubung hari ini papah ku ada tugas di luar kota. Membuat ku berani pulang dalam keadaan seperti ini. Teman-teman ku mengantarkan ku pulang. Sesampainya di rumah, aku dan teman-teman ku langsung di sambut mamah dengan wajah yang sangat khawatir.
Rama dan Randy membantu membopong aku. Reno dan Rizky membawakan seragam sekolah dan tas ku. Kami masih dalam keadaan menggunakan baju bola.
“Rey beneran engga ada bokap lo kan di rumah?” tanya Rama dengan wajah ketakutan.
“Iya tenang aja, bokap gue keluar kota.” aku menjawab meyakinkan Rama.
“Huhhh untung deh...” Randy menghela nafas sembari menghelus dadanya.
Teman-teman ku memang takut sekali dengan papah ku. Ya mungkin papah ku mengira mereka membawa pengaruh buruk bagi aku. Aku jadi malas, nakal, tidak penurut, pulang malam karena mereka. Padahal tidak, aku memang tidak suka belajar. Makanya pelampiasannya bertemu mereka dan bermain bersama mereka. itu lah sebabnya papah sangat melarang ku dekat dengan teman-teman ku.
“Lo berat juga ya Rey?” ucap Randy yang membopong ku.
“Yeee emang lo ga berat apa!” cetus ku pada Randy.
“Iyaiyaiya”
Rizky mengetuk pintu rumah ku.
“Tokkkkkkkk tokkkkkkkk” suara ketukan pintu.
“Asslammualaikum” ucap Reno.
“Waalaikumsalam iya bentar...” ucap mamah ku dan membuka pintu dengan wajah terkejutnya melihat ku seperti ini.
“Astagfiruallah Rey, ko kamu bisa kaya gini? Yuk masuk, pelan-pelan.” ucap mamah ku
“Gapapa ko mah, biasa tadi tanding bola hehehe” jawab ku sembari Rama dan Randy menaruh ku di sofa.
“Ya Allah. Makasi ya Rama, Randy, Reno, Rizky udah nganter Rey sampai rumah.”
“Santai aja tante hehe” jawab Rama dengan cengirannya.
“Tante, ada om di rumah?” tanya Rama ke mamah ku.
“Engga ada ma, om ada tugas di luar kota. Biasa masalah kantor.” mamah menjelaskan pada Rama.
“Kan gue udah bilang dari tadi, ga percayaan banget si lo!” ucap ku pada Rama karena tidak percaya dengan ucapan ku.
“Ya engga,, gue kan takut lo bohong.”
“Udah tenang aja, engga ada om ko. Oh iya mau minum apa? tante buatin nih.”
“Air keran aja mah kasih.” jawab ku bercanda.
“Yee enak aja lo!” Randy menimpali dengan kesal.
“Kamu nih Rey!, jus jeruk aja gimana?”
“Oke tante,”
Saat mamah ku mengambil minum. Tiba-tiba Reno menggoda ku dengan menyebut nama Andin.
“Tadi luka Rey parah loh tante,,” ujar Reno dengan suara kencang agar mamah mendengar perkatannya.