Setelah libur dua minggu untuk semester ganjil membuat ku rindu berat dengan Andin. Selama libur aku dan Andin tidak pernah bertemu dan tidak pernah telepon teleponan lagi. Telepon teleponan hanya saat belajar saja. Berhubung sedang libur aku tidak berani menelpon dia. Aku benar benar rindu wajah teduhnya, suaranya yang lemah lembut. Ya walaupun siswa perempuan banyak yang beranggapan bahwa Andin biasa saja tidak cantik. Tapi menurut ku dia cantik dengan wajah Indonesia percampuran cina. kulitnya putih, bibirnya merah. Aku memang menyukai gadis yang berkulit putih. Walaupun alisnya tidak tebal malah di bilang tidak memiliki alis hehehe. Tapi aku suka wajah alaminya dia, putih mulus. Tangannya tidak ada bulu sama sekali. Beda dengan ku wajah ku yang bisa di bilang terlalu laki-laki, kumis tipis berada di sekitar atas bibir ku. Alis tebal yang hampir saja menyambung. Bibir tebal. Kalau siswa perempuan bilangnya bibir playboy. Badan ku yang gagah, tinggi. Lebih tinggi dari Andin. Rambut ku tebal dan berjambul ke depan. Visual ku ini yang membuat banyak wanita tergoda. Sebelumnya aku juga mudah tergoda dengan perempuan. Tapi, setelah melihat Andin semuanya berubah. Aku tidak mudah tergoda dengan perempuan. Aku hanya tergoda dengan Andin. Aku benar-benar ingin dia menjadi wanita ku.
Hari pertama masuk sekolah setelah berlibur aku belajar pelajaran IPS. Tetapi entah mengapa gurunya tidak masuk. Banyak guru guru lain mengatakan kalau pak Miko sedang kurang sehat. Itu lah sebabnya siswa dan siswi senang sekali. Aku mulai dengan kejahilan ku mencoba untuk menunjukan aksi di depan kelas. Ya biasa aku cari perhatian sama Andin. Agar Andin bisa tertawa melihat tingkah laku ku.
“Guysss guyssss hari ini kan pak Miko engga masuk kelas. Tapi bakalan ada yang gantiin dia. Guru ini namanya pak Mika. Bener-bener mirip pak Miko.” Ucap Reno menjelaskan, membuat siswa dan siswi yang sedang sibuk dan berisik langsung berhenti.
“Hah? Pak Miko emang bener bener ya! walaupun ga masuk tetap aja cari guru lain.” ucap salah satu siswa membuat Reno tidak bisa menahan ketawa.
“Loh ko lo di depan situ ren? nanti kalo pak... pak apa namanya gue lupa,,” tanya siswa itu kepada Reno.
“Pak mika!”
“Nah iya kalo pak mika dateng gimana? Masa lo di depan ga duduk ga sopan tau!!” tegas siswa itu pada Reno.
“Justru gue disini mau menyambut tuh guru tau!!” Reno membela diri.
“Hah?” siswa dan siswi makin tidak mengerti maksud Reno begitupun Andin.
“Eh bentar-bentar namanya pak Mika aneh banget ga si?” tanya siswa perempuan dengan wajah membingungkan.
“Iya aneh banget, udah kaya tempat taro makanan hahaha” celetuk siswa perempuan.
“hahahaha” seru siswa dan siswi dengan tertawa.
“Udah jangan berisik pak Mika lebih galak loh dari pak Miko.”
Saat Reno mengatakan itu, siswa dan siswi terdiam membuat Reno menahan ketawa karena melihat teman teman yang tidak menyadari kalau sedang di kerjai.
“Baik lah, teman teman. Kita sambut pak Mika!!” teriak Reno dengan semangat.
Siswa dan siswi melihat dengan wajah penasaran. Semuanya terdiam menunggu pak Mika yang katanya kembaran pak Miko itu datang. Saat pak Mika membuka pintu semuanya melihat dengan seksama. Perlahan-lahan pak Mika masuk ke dalam kelas dengan membawa buku di pegang dengan tangan kirinya. Di tambah ketukan yang selalu ia bawa. Saat melihat Pak Mika semuanya tertawa terbahak bahak membuat kelas menjadi ramai.
“Hahahahaha” seru siswa dan siswi dengan tertawa.