Sudah enam hari aku terus menerus belajar dan mengikuti jadwal belajar yang di buat Andin. Tinggal satu hari lagi aku bebas. Ya hari ini, berhubung hari minggu aku belajar dari pagi sampai siang bersama Andin lewat telepon. Saat sudah selesai aku langsung tertidur. Beberapa bagian jadwal belajar sudah ku coret yang sudah ku kerjakan dan selesaikan.
Mamah ku ke kamar ku, mamah melihat banyak buku berserakan di meja belajar ku. Mamah juga melihat jadwal belajar yang di berikan Andin yang ku tempel tepat di tembok ku, dekat meja belajar dan jendela kamar ku. Saat melihatnya mamah tersenyum tipis dan bergumam dalam hatinya kenapa anak ku sekarang bisa berubah kaya gini, jadi rajin belajar dan sudah enam hari dia tidak bermain bola. Siapa yang buat dia seperti ini ya. Aku benar-benar penasaran.
Setalah melihat jadwal belajar itu mamah menghampiri ku yang sedang tertidur pulas.
“Rey, bangun udah sore,” ucap mamah ku sembari memegang lembut rambut ku.
Aku terbangun saat mamah membangunkan ku.
“Huaaaa iya mah, ini jam berapa emang mah?” aku menjawab sembari menguap menandakan aku baru terbangun dari tidur.
“Jam 4 sore. Kamu tidur sudah lima jam.”
“Iya mah aku cape banget” jawab ku dengan suara serak.
Mamah menatap ku dengan tatapan lembut dan bertanya.
“Mamah boleh tanya sesuatu sama kamu?” tanya mamah yang semakin mendekat padaku.
“Iya mah boleh” jawab ku sembari mengucek mata ku karena baru saja bangun dari tidur.
“Kamu lagi jatuh cinta sama orang ya?” tanya mamah dengan sok tahunya.
“Ih apasi mah nanyanya kaya gitu” jawab ku sembari memindahkan guling di dekat ku.
“Iyakan? Siapa? kenalin mamah dong” tanya mamah kembali membuat ku malu untuk mengatakannya.
Aku berdiri sembari mengambil handuk dan berkata “Udah ah aku mau mandi, mamah mau tau urusan anak muda aja”
“Yeee kamu nih”
Aku pun bergegas mandi dan mamah pergi dari kamar ku dan menghampiri papah dengan antusiasnya. Seperti ingin memberitahukan sesuatu yang penting pada papah. Hari ini papah ku libur kerja. Mengharuskan papah ada di rumah. Mamah mulai dengan memberi kopi pada papah yang sedang membaca koran.
“Pah, papah tau tidak?” ucap mamah mendekat ke papah.
“Kenapa mah?” tanya papah sembari fokus membaca koran.
“Anak kita berubah banget” jawab mamah dengan wajah tersipu.
“Berubah kenapa Rey?” ucap papah sembari mengganti halaman koran dan membacanya kembali.
“Dia sekarang makin rajin belajar, terus ga main-main bola lagi sama temen-temennya” ujar mamah menjelaskan pada papah dengan sangat serius.
mendengar perkataan mamah, papah langsung menutup koran yang di bacanya dan langsung bertanya dengan antusiasnya.
“Masa iya sih mah?” tanya papah dengan heran.