SMA 15......
Hari ini pengumuman kelulusan masuk sekolah SMA 15. Tujuan ku hanya ingin bertemu Andin saja tidak lebih. Ku lihat lah Andin dan Salsa yang sedang melihat namanya di mading itu.
“Yeaaaa kita masuk din, liat deh kamu di urutan tiga wah keren kamu” ucap Salsa dengan bahagianya.
“Iya sal” Andin merasa tidak bahagia karena dia tidak ingin masuk sekolah SMA 15. Bisa di bilang dia tidak niat. Saat dia sudah melihat, giliran aku yang melihat. Aku berpapasan lah dengan dia, tapi aku tidak memanggil takut seperti kemarin dia berpura-pura tidak mengenal ku.
“Gimana Rey lo masuk ga?” Rama bertanya padaku.
“Masuk” jawab ku sembari melihat urutan nama Andin.
“Asikk kita bareng lagi” jawab Rama sembari memeluk ku.
“Eh eh belum tentu, gue daftar juga tau di sekolah sepak bola sama SMA 10.”
“Hah? SMA 10?” tanya Rama dengan wajah terkejut sekaligus menahan ketawa.
“Iya”
“Pasti daftar di SMA 10, di suruh papah lo ya?”
“Iya lah siapa lagi”
“Hahaha Rey mana mungkin lo masuk situ, itu kan sekolah yang masuk ke sepuluh besar,”
“Gue udah bilang tapi dia tetep kekeh suruh daftar kesana.”
“Haha kalo sepak bola gue yakin si lo masuk soalnya nilai non akedemik dari kelas satu bagus”
“Iya, tapi nilai akedemiknya bagusnya cuma kelas tiga”
“Iya si yaudah lo berdoa aja”
“Si Clara masuk ga itu?” tanya ku pada Rama.
“Masuk dong, gue kan emang selalu sama dia” jawab Rama dengan sombongnya.