Hari ini tepat sekali pengumuman seleksi masuk sekolah sepak bola itu. Aku pergi bergegas ke sekolah untuk melihat pengumuman itu. untuk bertemu pak Andri.
“Assalammuaaikum pak” ucap ku pada pak Andri.
“Waalaikumsalam, masuk Rey”
“Iya pak, gimana pengumumannya pak?”
Pak Andri menghela nafas dan menjelaskan padaku.
“Maaf ya Rey bapak engga bisa bantu, kamu tidak di terima”
Aku benar-benar sedih mendengar pak Andri berkata seperti itu.
“Yah gitu ya pak” jawab ku dengan wajah melas.
“Iya, kamu cari sekolah yang mudah saja di masuki. sekolah sepak bola ini favorit, banyak yang daftar. Dan pihak sana mencari yang terbaik dari nilai dan pengalaman.” jelas pak Andri.
“Iya deh pak, makasi banyak ya pak. Saya keluar dulu” jawab ku sambil keluar dengan wajah menunduk.
“Iya Rey”
Aku benar-benar tidak ada harapan lagi. Andin tidak ingin berteman lagi padaku. Aku di tolak di sekolah yang aku idam-idamkan. Aku menyesal kenapa dari kelas satu aku tidak belajar dengan serius. Kenapa dari kelas satu aku tidak mengenal lebih dekat pada Andin. Kalau tahu begini aku benar-benar menyesal. Mungkin ini sebabnya aku berbohong menutupi semuanya dari Andin. Di tambah kedua orang tua ku tidak tahu kalau aku mendaftar. Itu lah sebabnya tuhan tidak merestui semuanya. Makanya aku di tolak hmmmm sakit juga di tolak.
Aku baru ingat kaca yang biasa ku bawa sekolah tertinggal di kelas ku. Aku sengaja membawa kaca bukan untuk mengaca, seperti perempuan pada umumnya. Tetapi untuk melihat Andin secara terus menerus dari kaca. Wajar karena aku duduknya di depan Andin. Andin di belakang ku, jadi tidak bisa melihatnya terus menerus. Kalau aku menoleh ke belakang dia suka marah, katanya menganggu dia sedang membaca. Jadinya ku biarkan kaca menempel di depan ku agar pantulan wajahnya terlihat di kaca ku. Saat aku sedang menghampiri kelas ku yang tidak ada murid karena kelas tiga sudah tidak datang-datang lagi.
Aku masuk kelas ku dan ku lihat kaca ku masih ada di meja ku yang ku tempel di bangku teman ku di depan. Ku ambil kacanya, saat aku mengambil. Tiba-tiba ku melihat buku novel yang suka di baca Andin yang berjudul Cinta dalam diam. ku tertawa melihat judul novel tersebut. Tak ku sangka Andin membaca buku bergenre romance. ku ambil lah buku novel tersebut berharap nanti akan ku kembalikan padanya.