Arsen melepaskan pelukan Livia, dia menyadari kalau dua orang berbeda jenis kelamin kalau berduaan di kamar saja akan ada tindakan yang tidak bisa dibayangkan. Dia memilih untuk membawa Livia ke kamar mandi dan mengguyurnya dengan air shower.
"Dingin ... Dingin sekali," rintih Livia yang terkena guyuran air dingin.
"Apa kamu sudah sadar?" tanya Arsen yang masih memantau Livia di dalam kamar mandi.
Livia kaget mendengar suara lelaki dia menoleh lalu reflek menyilangkan kedua tangannya di depan gunung kembarnya. Bajunya yang transparan tentu saja langsung menunjukkan lekuk tubuhnya termasuk asset berharga yang ia miliki.
"Siapa kamu. Apa yang ingin kamu lakukan padaku?" tanya Livia.
"Aku adalah penolongmu. Oh iya aku tidak akan mencuri kesempatan pada wanita yang mabuk," jawab Arsen.
Livia memegangi kepalanya, dia mencoba mengingat apa yang terjadi seharian ini. Kepalanya semakin pusing saat mencoba mengingat apa yang berusan terjadi. Lalu dia pingsan karena kedinginan.
"Livia," teriak Arsen. Lalu dia memanggil Dokter untuk untuk memeriksa Livia juga memanggil asisten di rumahnya untuk mengganti baju wanita cantik itu.
Seorang Dokter tergesa-gesa menemui Arsen. Dokter muda sekaligus sahabat Arsen itu penasaran Arsen sakit apa sehingga tengah malam seperti ini memanggilnya. Tidak seperti biasanya dia sakit dan mau diperiksa.
"Arsen, cepat katakan apa yang kamu rasakan?" tanya Dokter Martin.
"Bukan aku yang sakit," jawab Arsen singkat.
Dokter Martin memicingkan matanya, kalau tidak sakit kenapa Arsen memanggilnya dan harus datang sekarang. Apa dia sedang mempermainkan Dokter Martin. Tapi Arsen bukan tipe lelaki yang suka main-main apalagi urusan kesehatan.
"Kamu membuatku datang ke sini sia-sia," keluh Dokter Martin, dia segera berbalik badan dan ingin pergi dari rumah itu.
"Masuk kamarku, ada seseorang yang perlu kamu periksa," ucap Arsen sembari menarik kerah pakaian Dokter Martin.
Dokter Martin semakin penasaran, Arsen seorang yang gila kebersihan. Siapa yang diperbolehkan menempati tempat tidurnya saat ini. Beberapa wanita juga dikabarkan berakhir nyaris babak belur dihajar olehnya.
"Siapa dia, Arsen?" tanya Dokter Martin.
"Jangan banyak tanya periksa saja," jawab Arsen.
"Apa kamu memukulinya sampai pingsan. Jadi aku harus mengeceknya dia masih hidup atau mati?" teriak Dokter Martin.