"Cepet sadar Indy" seseorang menaruh buket bunga di meja sebelah Indy berbaring.
Ruangan yang sepi. Hanya ada suara alat pendeteksi jantung. Orang itu berdiri, menatap nanar wajah Indy. Wajah yang dulu sering ia jahili. Orang itu Davin.
Pintu ruangan terbuka, muncullah Ditya dan Bilqis dari sana.
"Loh Davin? Dari kapan disini?" Tanya Ditya
Davin ikut duduk bersama Ditya dan Bilqis di sofa yang sudah disediakan di ruangan ini.
"Baru aja nyampe. Tante Rima'nya kemana?"
"Tante lagi pulang dulu , mau ganti pakaian sambil istirahat sebentar " jawab Ditya.
"Oh iya denger denger kamu lagi sibuk urusin tunangan ya?" Bilqis mulai penasaran.
Davin tersenyum singkat " Iya acaranya kurang lebih satu bulanan lagi"
"Kenalin dong ceweknya ke kita" Ditya ikut menimpali.
Davin melihat ke ranjang Indy sebentar " Oke kapan kapan aku bawa dis kesini. Sekalian kenalin dia sama Indy"
"Eh btw kak sam apa kabar? Kok dia ga jenguk Indy" pertanyaan itu tiba tiba muncul dari mulut Ditya.
"Sam kan udah dua bulan ini di Singapura. Dia dipanggil untuk urusin perusahaan papanya"
Davin mengecek handphonenya sebentar " udah dikabarin sih tentang kecelakaan Indy. Tapi belum dia read. Mungkin sibuk atau ganti kartu . Jadi susah banget di hubungin"
~~~
Aku menghempaskan tubuhku di kasur. Sambil menatap ke langit langit kamar. Aku mulai merasa bosan. Rumah ini selalu kosong,sepi. Akupun beranjak dari kasurku menuju meja belajar, mengambil handphone yang ada disana. Aku melihat roomchat ku. Kosong tidak ada pesan masuk dari siapapun. Tunggu, apakah aku sedang menunggu chat darinya? Huh...untuk apa Indy? Benar benar tidak penting.
Tidak terasa, hari sudah mulai pagi lagi. Hari ini aku berangkat ke sekolah sendirian. Ditya mendadak sakit dan Bilqis harus berangkat agak siang karena ada keperluan.
Aktifitas di kelasku sangat membosankan! Saat suara bel istirahat berbunyi, aku langsung menghampiri Bilqis ke kelasnya. Baru saja aku berjalan sedikit ke luar kelas, Rey sedang berdiri di depan perpustakaan bersama gengnya. Akhir akhir ini aku baru tau, ternyata Rey itu badboy dan manusia yang paling ditakuti di sekolah ini.
Sebenarnya aku juga agak takut jika bertemu dengannya. Apalagi saat mata tajamnya menatap ke mataku. Tatapan yang sangat menusuk. Wajahnya pun sangat tampan, tidak seperti yang kalian bayangkan. Kulitnya yang putih dan badanya yang gagah, membuat siapapun jatuh cinta saat melihatnya.