Kamukah Jodohku?

Daud Farma
Chapter #25

Kapan kiranya Kanda boleh memakaikan cincin di jari manismu duhai, Dinda?

Keberadaan Ghazi belum diketahui teman-temannya. Nun di Kampung Cemburu Dua Ghazi masih aktif bekerja dan mengajar.

Malam ini Ghazi merasakan rindu yang tak dapat ia pendam. Ia harus mencurahkan rasa rindunya pada Najwa Detektif yang sudah lama ia iming-imingkan jadi istrinya. Kalau bukan saja karena malam yang sunyi, kalau saja bukan karena pelanggan warung kopi tidak sesepi malam ini, dan kalau saja warung kopi tidak tutup karena libur malam ini.

Ghazi tidak pernah merasakan kecaman rindu sedahsyat malam ini. Ghazi menyadari bahwa rindu datang saat sunyi dan sepi. Ghazi ingin menyampaikan rasa rindunya pada Najwa Detektif, ia berharap sekali Najwa Detektif mengetahui bahwa ia sedang dilanda rindu, rindu menusuk hati.

Ia pun berinisiatif menitipkan puisi rindunya pada bulan, pada bintang, pada angin malam, pada kegelapan, dan bila perlu pada burung hantu yang ketahuan selingkuh tempo hari yang sampai saat ini belum boleh kembali ke sarang. Setelah menghitung uang tabungannya yang ia simpan di balik halaman-halaman buku yang ia baca.

Buku yang tebalnya dua ratus enam puluh enam halaman itu dipenuhi uang seharga dua puluh ribu dari awal hingga akhir. Dan di buku satunya lagi yang juga tak kalah tebal, setengah buku itu telah diisi dengan lembaran lima puluh ribu rupiah. Kalau uang itu dibelikan emas satu mayam, maka Ghazi seharusnya sudah bisa pulang dan menikah dengan Najwa Detektif. Tapi ia ingin memberikan yang lebih. Sedikit berbeda memang dengan orang lain pada umumnya.

Ghazi mengukur maharnya dengan rasa cintanya. Karena ia begitu mencintai Najwa Detektif, cinta yang besar dan luar biasa maka ia ingin mahar yang ia persembahkan juga harus memuaskan. Targetnya tiga bulan kedepan ia sudah memakaikan cincin di jari manis Najwa Detektif. Ghazi membuka jendela lalu mengoceh sesukanya:

Lihat selengkapnya