Kamukah Jodohku?

Daud Farma
Chapter #28

Si Kutu Buku

Siska, masih setia pada statusnya sebagai pengajar. Kalau saja teman-teman, kedua orang tua, saudara terdekat dan orang yang mengenalnya tidak menanyakan kapan ia akan menikah? Maka ia sendiri hampir lupa bahwa menikah adalah sunnah Rasulullah.

Dia sendiri hampir lupa bahwa ia pernah mencintai Retno, sebab sejak Retno menikah dengan Ratna ia tidak dapat lagi membuka hati untuk orang lain. Siska setia menantikan duda Retno.

Bila perlu menjadi istri kedua Retno ia juga mau asalkan jangan satu rumah dengan Ratna. Setiap ada yang bertanya padanya kapan ia menikah? Siska hanya bisa bertanya lagi di dalam hatinya: kapan Retno melamar saya? Bahkan Retno pun sempat menanyakan demikian kepada Siska. Retno yang tak tahu keadaan hati Siska, sekali-kali ia melontarkan pertanyaan yang sama. Siska hanya bisa menjawab sekenanya: ketika kamu sudah duda Retno!

Siska adalah guru yang rajin baca buku. Bisa dibilang ia adalah korban jomblo yang keseringan melamun sendiri. Sering lamunannya disadarkan oleh lalat yang suka mendekat ke kuping. Lama Siska berpikir bagaimana cara agar ia tidak melamun lagi.

Bagaimana cara agar ia tidak memikirkan pertanyaan yang orang-oang tanyakan kepadanya. Hingga akhirnya Siska pun memutuskan lalu membiasakan diri untuk membaca buku pada waktu kosongnya.

"Daripada mikirin Retno, ngelamunin Retno, lebih baik aku baca buku!" begitu tegas ia mengatakannya tempo waktu lalat mengganggunya.

 Kemana pun Siska berpergian, ia membawa buku dan membaca buku. Ketika ia memasak ia juga sempat sambil baca buku. Ketika berpergian keluar dari rumah, ia membawa buku yang muat dia masukkan di dalam tasnya. Ketika ia ngumpul dengan teman-temannya yang sudah menikah seperti Ratna, Meera dan Marwa, mereka menceritakan kebaikan suami masing-masing, Siska baca buku. Ketika berjalan kaki, ia juga menyempatkan mencuri pandang ke halaman buku yang ia baca seakan mata kakinya bisa menuntunnya berjalan.

Ketika teman-temannya mengajaknya olahraga sore, teman-temannya membawa suami mereka, Siska membawa buku dan membaca buku. Ketika teman-temannya ingin mencurahkan isi hatinya kepada Siska, Siska malah balik bercerita: Tadi malam aku membaca sebuah buku yang bagus. Bukunya aku beli seharga tujuh puluh ribu di toko buku terdekat. Buku itu bercerita tentang sebuah kampung yang indah dan unik. Tidakkah kalian ingin mengunjunginya teman-teman?"

"Kampung apakah itu?" Tanya teman-tamannya penasaran.

"Makanya, jangan tukar cerita suami kalian saja. Baca buku banyak-banyak!"

"Kampung manakah itu Siska yang dimaksud di dalam buku itu?"

"Kampung Cemburu." jawabnya sambil memasang mimik meremehkan teman-temannya.

"Aku sudah pernah ke sana!" Marwa tidak sudi diremehkan.

"Kalau begitu kapan kita ke sana Marwa?" Meera dan Ratna tidak sabar ingin mengunjunginya. Belum sempat Marwa menjawab, Siska segera mendahului.

"Tapi, Kawan, alangkah baiknya kalian mengunjungi Kampung Firdaus." Meera yang pernah berbulan madu di sana segera membanggakan diri dan menjawab sambil berkacak pinggang.

"Bulan maduku di sana!"

"Aku gagal ke sana karena kecelakaan." Marwa menunduk sedih.

"Wah, bagus tidak?" Ratna penasaran, menunggu jawaban Meera.

Lihat selengkapnya