Kamukah Jodohku?

Daud Farma
Chapter #36

Bersamamu Semuda Setua

Sore ini Najwa Detektif menjenguk calon mertuanya, tujuan utamanya tentu adalah Ghazi. Sudah dua hari tidak bertemu Ghazi. Najwa Detektif tidak ingin sampai tiga hari tidak bertemu, ia tidak mau gilanya kambuh lagi seperti sebelumnya karena kehilangan Ghazi.

Setelah pamit pada ayah dan ibunya, Najwa Detektif pun meninggalkan rumah dan mengemudi menuju rumah Siska. Najwa Detektif sudah lama mengabari Siska dan Ratna untuk mengajak mereka ke sebuah jembatan yang indah di atas sungai. Banyak orang sunset di atas jembatan tersebut sambil menunggu matahari terbenam.

Ratna menunggu di rumah Siska, sesuai dengan perintah Najwa Detektif agar ia tidak susah menjemput keduanya. Walaupun Ratna masih sedikit kesal pada Siska, ia hanya menurut apa kata Najwa Detektif, sebab Najwa Detektif sudah ia anggap seperti sahabatnya yang paling baik, bahkan sempat ia ingin menjadikan Najwa Detektif sebagai kakak angkatnya, tapi Najwa Detektif tidak mau.

"Lebih enak berteman daripada saudaraan, nanti malah sering cakar-cakaran. Mulutmu mulut bebek entok, mulutku mulut bebek angsa. Dua-dua mulut bebek, ya kwek-kweklah." Ratna geram mendengar alasan Najwa Detektif, walaupun begitu ia tidak sakit hati. Ia sendiri menyadari bahwa mulut bebek memang cocok jadi julukannya.

Sampai di rumah Siska, Najwa Detektif tidak turun dari mobil. Ia hanya menekan kelakson lalu kedua sahabatnya pun keluar dan bergegas masuk ke dalam mobil. Melihat ibu Siska ikut mengantar Siska dan Ratna sampai depan pintu, akhirnya Najwa Detektif memutuskan turun dari mobil. Ia merasa tidak enak kalau tidak turun sementara ibu Siska melihatnya. Najwa Detektif mendekat dan mencium tangan ibu Siska.

"Kami pamit dulu, Ibuk. Nanti setelah magrib paling lambat kami balik."

"Baik. Hati-hati ya Nak!?"

"Ya, Buk. Assalamua'alaikum…"

"Wa'alaikum salam…"

Ratna duduk di depan, ia tidak mau duduk dengan Siska. Najwa Detektif pun segera membawa mobilnya menuju rumah Ghazi. Sampai di rumah Ghazi, ibu Ghazi sedang bersih-bersih di halaman depan. Setelah ia memarkirkan mobilnya, Najwa Detektif pun segera turun dan menyalami serta memeluk calon mertuanya. Sedangkan Ratna dan Siska hanya salam cium saja.

"Ayo masuk, Nak."

Ratna dan Siska masuk ke dalam, sedangkan Najwa Detektif melihat ke sekeliling di luar rumah, matanya tidak menemukan Ghazi. Sampai di dalam, belum sempat minum, jangankan minum, duduk saja ia belum tapi ia sudah ingin bertanya.

"Ghazi ke mana, Buk?" tanyanya pada calon mertuanya.

"Astaga, Najwa! Duduk lah dulu, minum dulu, istirahatlah dulu." Siska yang menjawab. 

"Ghazi sedang di masjid. Kalian sudah shalat ashar belum?" Ibu Ghazi balik bertanya.

"Belum." Jawab Ratna dan Siska barengan.

"Najwa?" tanya calon mertuanya memastikan.

"Sedang tidak shalat, Buk." jawabnya kalem.

Ratna dan Siska segera berwuduk. Ibu Ghazi memberikan mukenanya ke Siska. Najwa Detektif menyuruh Ratna mengambil mukena miliknya di dalam mobil. Kebiasaan Najwa Detektif selalu membawa mukena di dalam mobilnya kemana pun ia berpergian.

"Kamu yang jadi imam, Siska." Ratna mempersilakan Siska.

"Kamu aja, Ratna."

"Kamu aja.”

"Ratna aja."

"Kamu aja." Najwa Detektif yang sedang duduk, segera bangkit, ia tidak tahan melihat tingkah dua orang sahabatnya yang kekanak-kanakan.

"Siska agak maju, Ratna di sebelah kanan dan agak sedikit ke belakang." Najwa Detektif menggeser-geser Siska dan Ratna untuk mengambil posisi Siska sebagai imam dan Ratna jadi makmum. 

"Jangan bikin malu di rumah mertuaku!" tegas Najwa Detektif. Mendengar kata rumah mertuaku, Ratna dan Siska tak mampu menahan tawa, lalu shalat ashar pun diimami oleh Siska di rumah Ghazi. Ibu Ghazi sesekali lewat dan ia melihat Siska yang jadi imam, ia senang sekali melihatnya. Sementara Najwa Detektif, matanya tak henti-henti melihat ke arah depan, tak sabar menunggu Ghazi pulang dari masjid.

Tujuh menit berlalu, Ghazi pun pulang dari masjid dengan memakai peci warna hitam, sajadah kecil di bahu sebelah kanan, memakai sarung dan baju kemeja warna biru dongker. Ibunya yang sedang di depan memberitahukan padanya bahwa Najwa Detektif sedang di dalam. Ghazi tidak mau masuk, ia menunggu mereka semuanya keluar ke teras depan dan duduk di depan. Najwa Detektif, Ratna dan Siska pun keluar dan duduk di samping ibunya Ghazi.

"Loh kenapa pada keluar?" Ibu Ghazi heran ketika melihat mereka semuanya keluar.

"Karena, Ibuk di luar." jawab Siska memasang senyum.

"Loh, ayo masuk." Ibu Ghazi bangkit dan mengajak semuanya masuk. 

Lihat selengkapnya