KANAYA

muh idris majid
Chapter #1

PROLOG

Kanatoa Tambolo, Sulawesi. 1995.


Angin turun perlahan dari punggung gunung, membawa bau tanah basah, kayu tua, dan sisa-sisa dupa yang belum sepenuhnya padam. Desa Kanatoa Tambolo masih terjaga dalam kabut pagi yang menggantung rendah diantara atap-atap rumbia. Tak ada yang terburu-buru di sini. Waktu berjalan lambat seolah matahari pun ragu untuk terbit terlalu cepat di tanah yang terlalu lama diam.

Di desa ini, adat lebih tua dari ingatan, lebih kuat dari kata-kata, lebih tinggi dari doa-doa. Dan di desa ini pula, anak-anak perempuan belajar menunduk sebelum belajar berkata "tidak."

Hari itu, Kanaya duduk di tangga rumah panggung kayu milik keluarganya. Usianya belum dua belas rambutnya dikepang dua oleh ibunya, Salsafira, yang masih menyimpan cahaya letih diujung matanya. Di depan Kanaya, selembar kain adat terlipat rapi, harum oleh kapur barus dan bunga kering. Itu bukan hadiah itu adalah tanda bahwa hidupnya akan berubah.

Lihat selengkapnya