KANDANG BUBRAH

Snowflakemlet
Chapter #3

#3 Rumah Terbengkalai

Seminggu kemudian, sesuai kesepakatan, Janu, Arjun, Wira, dan Hilman tiba di Bandung. Janu mengendarai mobilnya sendiri bersama Wira sementara Arjun dan Hilman mengendarai mobil box mereka yang berisi perlengkapan “perang” guna menjalankan misi mereka. Dania sudah menunggu mereka di sana. Ia tiba sehari sebelumnya guna mengurus akomodasi tempat tinggal keempat pria itu selama di Bandung. Dania menyewakan sebuah unit apartemen berisi dua kamar untuk beberapa hari. 

“Ini…apa nggak kebagusan Mbak?” Ucap Hilman tak enak hati karena awalnya Ia berpikir mereka akan tinggal di semacam rumah kontrakan.

“Nggak apa-apa Mas–” 

“Nggak apa-apa, emang gue yang minta,” sambar Arjun. “Bukan apa-apa–kalau di kontrakan takutnya malah menarik perhatian warga sekitar. Rumahnya nggak jauh dari sini.”

“Itu bukan?” Ucap Janu menurunkan binocular-nya lalu menunjuk sebuah rumah besar yang terlihat dari balkon apartemen mereka. 

“Betul Mas.”

“Woah…itu mah mansion nggak sih??” Ucap Hilman takjub. 

“Nggak ada gunanya punya rumah mewah kalau suasananya nggak enak, Mas,” ucap Dania getir.

“Iya sih…” Balas Hilman. Sementara itu, Wira terlihat sibuk menata foto-foto rumah Dania yang mereka terima beberapa waktu lalu guna melakukan briefing sebelum mereka bertugas. “Guys, Kumpul!” 

Arjun, Janu, Hilman dan Dania pun merapat ke ruang tamu dimana Wira sudah bersiap dengan presentasinya. “Jadi untuk malam ini, misi kita adalah ngecek isi rumah ini dulu buat memastikan apa yang ada di dalem. Yang bakal masuk–”

“Jangan Janu.” 

Wira terdiam sejenak ketika mendengar suara Adam, “Gue, Arjun, dan Hilman.”

“Gue?”

“Kita nggak tahu apa yang ada di dalem dan nggak ada yang bisa jamin kondisi lo nanti malem bakal gimana jadi lo stay di luar sama Mbak Dania.” Jelas Wira lalu Dania mengangkat tangan.

“Memangnya Mas Janu kenapa?” 

“Janu bisa jadi sasaran empuk sebagai perantara makhluk halus,” ujar Arjun. 

“M-Maksudnya kayak kesurupan gitu?” 

“Eum. Bakal susah buat kita gerak kalo mereka minjem badannya Janu,” jelas Wira. 

“Ah…gitu…” ucap Dania menoleh menatap pria itu yang terlihat salah tingkah setelah rahasianya dibongkar teman-temannya. 

“Jadi tujuan kita yang paling utama malem ini ngecek si ruangan itu kan?” Ucap Hilman menunjuk foto pintu yang diduga adalah ruang pesugihan. 

“Betul.”

“Terus kalo udah ketemu?” ucap Hilman.

“Ruangan pesugihan udah pasti biasanya lembab kan? Nggak ada jendela atau pencahayaan. Jadi kita nggak bisa ngintip juga?” Ucap Janu. 

“Apa yang bakal terjadi kalau kita buka ruangan itu?” Tanya Dania. 

“Semacam membuka kotak Pandora,” jelas Jun. “Kalau kamu cukup sensitif, seperti kami misalnya–efek itu akan bisa langsung terasa.”

“Contoh? Langsung kesurupan?” 

“Bisa jadi begitu dan ada efek berkepanjangannya kayak, mungkin aja kita bisa sakit atau celaka dalam beberapa hari ke depan. Ruangan yang sudah disediakan untuk pesugihan itu adalah ‘rumah’ untuk makhluk yang digunakan sebagai perantara pesugihan itu. Dengan kita buka ruangan itu sama aja dengan kita mengusik tempat tinggal dia karena kita bukan orang-orang yang dia kenal.”

“Jadi cuma pelaku pesugihan yang bisa sentuh ruangan itu karena, gampangnya, cuma mereka yang dikenal makhluk itu dan mereka hanya menerima persembahan dari orang yang mereka kenal.” jelas Wira.

“Jadi kita nggak boleh buka ruangan itu?” Ucap Hilman memastikan.

“Nggak boleh. Makanya lu juga kalo bisa jangan iseng! Masalahnya kita nggak bisa bawa Janu masuk, kalo tuh setan ngincer elo, yang repot itu gue, Ajun, dan–” Wira sontak terdiam ketika Ia nyaris menyebut Adam. 

“Dan siapa?”

“Kakek Moyang lu,” sungut Wira sebal. “Jadi tugas kita ntar malem, Keliling rumah itu untuk cari celah dari mana kita bisa mulai bakar sekaligus memastikan supaya api bakaran nggak nyebar ke rumah lain.” 

“Nu, karena lo nggak ikut masuk dan mumpung ini masih siang, gimana kalo lo cek rumah itu dulu sebelum kita ke sana,” usul Arjun. 

“Tapi nanti kalau ada yang curiga–”

“Gimana kalau sama saya aja ke sananya?” Ucap Dania memberi usul. 

Lihat selengkapnya