Dania dan Janu kembali ke apartemen untuk melaporkan semua yang mereka dengar. “Ibu tiri kamu masih suka ke sana?” ucap Wira.
“Masih ternyata. Aku curiga ritual aneh itu masih berjalan.”
“Ritual aneh apa?” Tanya Hilman.
“Dulu aku pernah kebangun tengah malem dan seperti yang udah aku jelasin, ada jendela–sliding glass doors di area ruang makan depan. Pas aku lewat untuk ambil minum, aku nggak sengaja lihat ayah lari ngelewatin itu dalam keadaan telanjang bulat.”
“Malem-malem?? Nggak pake baju??” Seru Hilman takjub.
“Eum! Tengah malem,” jelas Dania.
“Apa nggak masuk angin?” Ucap Hilman asal sontak ketiga temannya menatapnya heran. “Becanda guys.”
“Mandor bangunan yang sama, rumah yang direnovasi setiap setahun sekali tapi tetap ada bagian yang rusak, Warga yang jadi tumbal ketika berusaha menghancurkan rumah, dan ibu angkat yang masih datang ke sana setiap tahun di tengah malam–” gumam Arjun.
“Bu Sulastri selalu datang sekitar Juli-Agustus kan?” Ucap Wira mencatat sesuatu.
“Betul Mas.”
“Bulan Suro,” suara Adam terdengar oleh Wira dan Jun. “Pertengahan Bulan Suro, Puter Rogo.”
Wira mencari apa yang diucapkan Adam dengan menggunakan smartphone-nya. “Bulan Suro. Tahun lalu jatuh di pertengahan Juli dan Tahun ini jatuh di awal Agustus.”
“Jadi maksud lo Bu Sulastri datang ke rumah itu setiap malam satu suro?” Ucap Hilman.
“Bukan Malam Satu Suro, tapi satu malam di bulan Suro. Ada kemungkinan Ibu Lastri ke sana untuk melakukan ritual Puter Rogo dimana seseorang harus berlari mengitari rumah dalam keadaan telanjang bulat sambil mengucapkan mantra. Biasanya dilakukan di salah satu malam di bulan Suro sesuai dengan weton pelaku pesugihan.” Jelas Wira panjang lebar.
“Tunggu, jadi pelaku pesugihannya itu siapa sebenernya? Bukannya harusnya udah selesai kan? Karena Ayahnya Dania udah meninggal. Apa bukan Ayah Dania pelaku pesugihannya?”
“Ayah Dania pelaku pesugihan utama,” sambar Arjun.
“Mengorbankan diri ternyata…” gumam Adam bergerak mengelilingi Dania yang masih terlihat berusaha mencerna semuanya.
“Tapi dengan meninggalnya Ayah Dania ternyata nggak berarti ritual pesugihan itu berakhir. Ada kemungkinan bahwa bisa aja sebenernya harusnya Dania yang mati tahun lalu–” ucap Arjun menunjuk Dania.
“T-Tunggu! Jadi maksud Mas, Ayah saya–”
“Ayah kamu berusaha mengakhiri siklus pesugihan itu karena ada kemungkinan si setan itu ngincer kamu untuk jadi tumbalnya tapi Ayah kamu mengorbankan diri dengan harapan, bahwa matinya beliau bisa mengakhiri siklus pesugihan itu. Tapi sayangnya, ternyata seseorang melanjutkan ritual itu bahkan setelah ayah kamu pergi.” Jelas Arjun lebih jauh.
“M-Mamah Lastri??” seru Dania terkejut.
“Betul. Dan kali ini dia benar-benar mengincar kamu,” balas Arjun tegas.
—
Malam harinya, mereka bergegas menuju rumah lama Dania. Gadis itu diminta agar tidak ikut karena khawatir terjadi sesuatu. Malam itu, mereka pergi dengan hanya menggunakan mobil milik Janu dan tidak membawa mobil box karena khawatir menarik perhatian warga sekitar.
“Kok gue deg-degan ya?” Ucap Hilman gelisah.
“Ini pertama kalinya kita terjun malem-malem gini.” Gumam Wira yang sama gelisahnya dengan Hilman.