Keesokan malamnya, Mereka tak datang ke rumah lama Dania. Setelah memberitahu Wira, Arjun, dan Hilman, mereka pun bergegas ke pemakaman umum tempat Ibu dan kakak Dania dimakamkan. Janu dan Wira berjaga di depan sementara Arjun dan Hilman menggali lubang kubur keduanya secara bergantian. Setelah memakan waktu beberapa lama, dasar kuburan pun mulai terlihat.
Arjun lekas menyalakan senter yang diarahkan ke dasar kuburan milik kakak dari Dania. “Gimana?” Ucap Arjun yang kemudian bergegas memeriksa liang kubur milik ibu Dania yang baru diselesaikan Hilman. Ketiganya berkumpul untuk melihat kondisi dasar kuburan lalu saling bertukar pandang heran.
Dania menutup mulutnya dengan telapak tangan karena terkejut, “Jadi kain kafan yang dilihat hansip waktu itu…ibu??”
“Boleh aku lihat foto ibu kamu?” Ucap Arjun yang mendadak teringat sesuatu. Dania mengeluarkan handphone dan menunjukkan foto sang ibu dari handphone-nya. Arjun sontak tercekat karena merasa wajah tersebut cukup familiar hingga Ia tersadar bahwa Ibu dari Dania adalah hantu berwajah sedih yang Ia lihat berdiri di jendela besar area ruang makan.
—
“Mas Arjun lihat Ibu di sana??”
“Dari kita dateng, sosok itu udah ngeliatin kita dari jendela yang kamu bilang deket ruang makan itu–”
“Yang pas aku lihat Ayah melakukan ritual aneh itu?”
“Betul.”
“Apa jangan-jangan ibu kamu juga tahu ya perihal ritual Puter Rogo yang dilakukan Ayah kamu?” ucap Wira berpikir keras. “Karena dia stay di situ aja.”
“Mungkin, bisa jadi,” ucap Arjun.
“Berarti kalo gitu bisa dikonfirmasi ya, yang ditutupi kain kafan dan dilihat hansip atau warga sana itu adalah ibu dan kakaknya dania?” tanya Hilman.
“Kalau dari tahunnya, kemungkinan itu ibunya Dania dan kakak Mbak Dania masih hidup,” ucap Arjun yang kemudian tak sengaja melihat Adam muncul. “Gimana?”
“Hah? Siapa?” ucap yang lain menoleh ke arah yang ditatap Arjun.
“Ah, i-itu–ah iya lupa…dia nggak kelihatan.”
“Lo liat sesuatu kah?” ucap Hilman menoleh ke belakang, mencari-cari sesuatu.
“Kakek moyang lu!” seru Arjun mulai hilang kesabaran.
“Eh, gue beneran punya khodam pelindung kah??” seru Hilman takjub.
“Ada tapi bukan berarti lu bisa seenaknya,” ucap Arjun.
“Serem nggak?”
“Nggak, ganteng. Cuma gue nggak tahu wujud aslinya.”
“Mau lihat kah?” tantang Adam.
“Nggak, makasih. Udah cukup mual lihat jurig malem ini,” balas Arjun dan Adam hanya terkekeh pelan.