Gegap gempita memenuhi tempat konser itu, ketujuh pemuda dengan paras rupawan mengucapkan terima kasih pada para penggemar mereka. Senyum lebar menghias bibir sang leader, kerja keras selama ini membuahkan hasil. Selama beberapa bulan dia menyusun lagu dan koreo untuk semuanya, dan sekarang tiket konser terjual habis di berbagai negara. Dia tersenyum melihat antusiasme para fans yang mereka sebut Ahgase itu.
GOT7 sedang menaiki masa kejayaannya, tiket terjual habis dengan cepat dan album mereka laku keras di berbagai penjuru dunia. Mereka berkumpul di ruangan Jin Young Sajangnim.
"Selamat untuk kalian, setelah ini kalian harus ekstra kerja keras ya, untuk Asia tour. Dan negara yang kalian tuju untuk konser Asia adalah Thailand, seperti kita tahu negara Prince Bambam itu adalah negara terbesar dalam hal pembelian album kalian. Jadi siap-siaplah." Jin Young sajangnim tertawa terbahak-bahak puas dengan anak-anak asuhnya di JYP.
Selesai rapat itu, ketujuh pemuda itu pulang ke apartemen mereka. Rasa lelah membuat mereka ingin segera menyongsong tempat tidur. Tapi tidak untuk sang leader, dia tampak cemas, Seulgi—sang kekasih sudah mengirim pesan berkali-kali mengajak bertemu. Im Jaebum—leader GOT7 langsung saja meminta izin pada sang manager untuk pergi.
"Mau ke mana Hyung?" tanya Yugyeom sang maknae.
"Ada urusan sebentar." Kata Jaebum tersenyum lalu menyetir mobilnya seorang diri meninggalkan gedung JYP. Yugyeom menggelengkan kepalanya, cinta memang membuat sakit kepala, dia kadang kasihan pada sang leader, terlihat bekerja keras, capek namun kekasihnya selalu marah-marah.
"Apa dia pergi lagi?" tanya Jackson.
"Hmm, ya begitulah." Yugyeom masuk ke dalam kamarnya disusul Bambam sementara Mark dan Jinyoung masih duduk di meja makan, mereka sedang memakan tteboki. Jackson pun akhirnya bergabung bersama mereka.
Im Jaebum memacu mobilnya di jalanan dengan kecepatan sedang, berhenti di sebuah restoran yang sudah disewa private. Jaebum tergesa-gesa turun dari mobil membawa paper bag, dia merapikan dulu rambutnya yang gondrong, lalu masuk ke dalam restoran. Di sana seorang gadis bergaun merah tengah menunggunya dengan wajah kesal.
"Chagi ... mianhae, apa kamu menunggu lama?" tanya Jaebum.
"Tentu saja! Aku menunggu sejak tadi, kamu tahu ini jam berapa? Apa karena sudah terkenal kamu melupakan aku? Kamu tidak lupa bukan hari ini hari apa?" tanya Seulgi dengan wajah memerah menahan emosi. Im Jaebum menghela napas panjang, dia mencoba untuk tidak terpancing emosi.
"Tentu aku ingat, chagi~ya ini hari ulang tahunmu, aku sudah menyiapkan hadiah ini lama." Jaebum tersenyum lalu memberikan paper bag yang dia bawa tadi. Seulgi memicingkan matanya, lalu menerima paper bag berwarna hitam itu, bibirnya melengkung memamerkan senyuman. Lalu matanya membulat saat melihat kotak berwarna hitam di dalam paper bag itu, dibukanya kotak itu dan dia menutup mulut dengan mata berbinar melihat kalung berlian yang dia sangat inginkan.
"Daebak, Oppa ... ini sangat indah." Kata Seulgi tersenyum bahagia.
"Mau aku pakaikan?" tanya Jaebum.
Gadis berambut panjang itu mengangguk lalu Jaebum berdiri dan memasangkan kalung itu di leher sang gadis. Seulgi memeluk berbalik lalu memeluk Jaebum, " Gomawo, Oppa." Seulgi mempereat pelukannya. Jaebum tersenyum dan mencium pucuk kepala gadisnya.
Malam itu sedikit melegakan karena Seulgi berhasil diam, karena biasanya dia akan terus mengoceh hingga telinga Jaebum panas mendengarnya.
Dua hari kemudian,
Semua orang sudah berada di bandara, mereka akan terbang ke Thailand untuk mengadakan konser tour Asia. Pesawat tinggal beberapa 1 jam lagi untuk berangkat, para penggemar begitu antuisas melihat idola mereka sedang menunggu panggilan. Mereka membawa slogan semangat dengan nama-nama idolnya. Jaebum, Youngjae, Jackson, Mark, Park Jinyoung, Bambam dan Yugyeom. Suara dering ponsel membuat Jaebum mengerutkan keningnya, Seulgi? Ada apa lagi dengan gadis itu? Sejak hari di mana mereka bertemu dan Jaebum memberinya sebuah kalung, gadis itu tidak ada kabar sama sekali, dia beralasan sibuk dan sedang ada pekerjaan. Jaebum paham dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Seulgi seorang model juga jadi dia pasti sibuk.
"Anye..."
"Oppa bisakah ke sini?" Jaebum belum melanjutkan kata-katanya saat Seulgi dengan suara cerewetnya meminta dirinya datang menjemputnya.
"Chagi ... mianhae, Oppa harus segera berangkat ke Bangkok, jika kau mau Oppa akan menyuruh seseorang untuk menjemputmu." Jaebum berkata lembut.
"Aku tidak mau! Kamu tahu 'kan aku tidak suka dijemput orang lain, aku mau kamu datang sekarang! Aku tidak peduli dengan tourmu itu. Sekarang jemput aku, aku tidak mau di tempat shooting sendirian, mereka sudah pulang dan meninggalkan aku di sini karena aku bilang kamu akan menjemputku!" Im Jaebum menarik napas kasar, dia pun berdiri dan mematikan teleponnya.
"Hyung, andwae? Kamu mau ke mana?" tanya Youngjae.
"Aku akan pergi Jae, ada sesuatu yang tertinggal. Kalian pergi saja tanpa aku." Kata Jaebum, sang manager yang melihatnya terkejut dan memanggil Jaebum.
"Apa yang kamu lakukan Bum~ah, kita harus ke Bangkok."
"Tapi aku kehilangan sesuatu, aku akan kembali secepatnya."
"Apa kamu gila?!" sang manager terlihat sangat marah, namun berusaha untuk tidak memancing keributan. Masih banyak wartawan dan juga fans di sana, akan tidak baik jika mereka melihat dirinya bertengkar dengan sang leader di bandara.