Malam ini Luna hendak bersiap untuk hadir ke kondangan pernikahan teman SMA. Nasib jomblo pergi kondangan harus cari barengan. Supaya tidak sama kayak tiang listrik yang mampu berdiri walau sendirian. Ini hati, yang suka kebawa perasaan kalau ditanya mana pasangannya? Gerutu Luna pada diri sendiri.
Tak sampai setengah jam, Luna sudah siap dengan riasan sederhananya. Di ruang tamu, dia sedang menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Dia adalah Niko, teman SMP Luna. Sudah lama Luna tak bertemu Niko langsung, mungkin terakhir ketemu ya empat tahun yang lalu. Luna memang sengaja menghindari Niko selama itu. Akan tetapi baru seminggu kemarin Luna chat apakah datang ke pesta pernikahan Reina, kebetulan satu desa dengan Niko.
Ertiga silver berhenti di depan pagar rumah Luna. Terlihat Niko tersenyum menyapa, segalanya masih terlihat sama seperti dulu, "hai, Niko," sapa Luna yang kemudian dibalas Niko dengan senyuman.
Usai memasang seatbelt, mobil yang mereka tumpangi segera meluncur ke area gedung pernikahan.
"Eh, kamu beneran nggak pa-pa ikut kondangan?" tanya Luna pada Niko.
"Santai, aku juga kenal Reina kok, dulu pas TK sering berangkat sekolah bareng," jawab Niko.
Agak canggung sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, teman SMA yang Luna kenal tidak menerima undangan dari Reina. Kalau saja Luna tak satu fakultas dengannya semasa kuliah, mungkin juga dia tidak dapat undangan. Habisnya dulu sewaktu SMA mereka berdua tidak begitu akrab banget.
Sampai di area gedung, Luna berjalan beriringan bersama Niko. Luna melihat Reina sedang duduk di atas kursi pelaminan. Melambaikan tangan ke arah Luna, dengan gestur yang seakan mengatakan "ayo foto dulu."
Luna menjawab dengan arah tangan menuju meja prasmanan dulu. Karena Niko sudah ada di barisan prasmanan. Tapi Reina tetap meminta Luna untuk menemuinya. Mau tidak mau, Luna berjalan menghampiri Reina, kebetulan suaminya sedang menyalami tamu yang lain.
"Selamat yaaa," ucap Luna sambil cipika cipiki ketika sampai pada keberadaan Reina.
"Kamu sama Niko?" tanya Reina.
"Iya, tadi berangkat nebeng Niko," jawab Luna jujur.
"Maksudnya, kamu jadian sama Niko?" Reina menjelaskan pertanyaannya.
"Ehh, enggak, serius enggak, aku cuma bareng nebeng aja," jelas Luna apa adanya.
"Pacaran juga nggak pa-pa," goda Reina sambil menyenggol bahu Luna.
Luna melihat Niko sudah membawa 2 piring makanan, kemudian mencari tempat duduk yang kosong. Melihat Luna di atas dekor pelaminan sama Reina, kemudian memberi isyarat untuk segera makan. Luna segera pamit sama Reina mau ke Niko dulu.
"Aku nggak tau kamu mau makan apa, jadi aku ambil nasi goreng dan gado-gado," ucap Niko ketika Luna sudah menghampirinya.
Luna tampak menimbang.
"Kamu pilih aja mau yang mana, nanti baru aku makan yang nggak kamu pilih," Niko menambahkan.
"Aku ambil ini saja," tangan Luna seraya mengambil gado-gado.
Oh, Luna menyeritkan kening.
"Kenapa sih, perempuan kok hobi diet," Niko bersuara.
"Aku nggak diet Niko, aku kemarin habis makan nasi goreng, jadi sekarang mau gado-gado aja," jelas Luna.
"Padahal zaman sekarang kan bisa olahraga atau minum obat diet."
"Niko berisik deh, lagi menceritakan cewek kamu ya?" ucap Luna.