Devan segera melepas tangan Niko dan Dimas yang sedang menggenggam Luna.
"Dia pulang sama saya," Devan segera menggandeng tangan Luna, "permisi."
Niko mengenal Devan, sementara Dimas, meskipun tidak pernah bertemu Devan juga paham kalau itu adiknya Luna.
"Dim, maaf ya, next kita agendakan lagi" ucap Luna, "hmmmmm Nik, sorry ya," lanjut Luna.
Devan segera menggandeng tangan Luna menuju area parkir. Membiarkan dua pria yang sedang kecewa, karena Devan adalah pemenangnya.
"Kok nggak bilang kalau main ke sini?" tanya Luna.
"Dadakan Mbak," jawab Devan.
Devan saat ini sedang memakai baju olahraga. Memang setiap ada waktu senggang, adiknya itu hobi olahraga di DBL. Kadang dia juga ikut turnamen voli yang diadakan di sana. Di sekolah, Devan juga turut aktif ikut ekstrakulikuler.
"Untung bawa helm dua, Mama bilang kalau Mbak tadi naik grab, sekalian lah mau jemput," ucap Gilang, "tadi udah mau aku WhatsApp lo Mbak, eh malah lihat drama," Devan melanjutkan.
"Melewatkan dua mobil jadinya, nggak pa-pa ya naik sepeda motorku," Devan tertawa mengejek.
Luna hanya menggerutu tak jelas. Malah bersyukur untungnya ditemukan Devan. Kalau tidak, mungkin dia masih jadi bahan rebutan Niko dan Dimas.
"Mbak juga mana tau kalau mereka barengan jemput Mbak," jawab Luna.
"Kayaknya ada yang bakal CLBK nih," goda Devan, "makin tinggi aja naik tangganya," lanjutnya.
"Nggak usah bilang Mama Dek, Mbak nggak bakal balikan kok sama Niko," jelas Luna.
"Ehh, ngarep amat diajak balikan," Devan semakin resek.
Luna menjitak kepalanya.
"Balikan juga nggak pa-pa Mbak, Mas Niko baik banget orangnya," jelas Devan.
"Nanti enak kamu, sering dibeliin Niko barang bagus," Luna menjitak lagi kepala Niko. Sementara Devan hanya tertawa sambil melajukan sepeda motornya.
Luna tidak bisa membohongi dirinya sendiri untuk tak berkata bahwa Niko itu baik. Bahkan sama Devan pun baik minta ampun. Tapi mau bagaimana lagi, Luna tidak akan bisa bersatu sama Niko. Itu sudah takdir mereka.
*
Sesampai di rumah, Luna segera menghubungi Dimas. Minta maaf karena sudah membatalkan agendanya. Luna bahkan bilang, sebagai gantinya, bakal datang ke Malang suatu saat. Sementara Niko, masih aja berusaha telpon Luna. Tapi tak digubris sama Luna.
Layar ponselnya membuka aplikasi instagram. Melihat direct message yang kemarin belum dibalasnya.
LunaLuny: Di grup SMP ada kali Bim.
Tak berselang lama, Bima membalas pesan Luna.
Bimasena: Mending minta langsung
Alasan, palingan ya nomerku mana pernah dia simpan. Bahkan nggak tau kalau udah gabung dalam satu grup. Luna membatin.
LunaLuny: Kalau kataku sih mending minta pas ketemu
Luna kok dilawan. Suhunya korban baper mah bisa kali baperin balik.
Bimasena: Nanti ketahuan cowok kamu