Kanksa

Tika Lestari
Chapter #6

Selangkah Lebih Gentel

Bima semakin intens chat Luna, terang-terangan mengejar Luna yang seminggu lalu baru dia temui. Setelah sekian lama tak bertemu. Meskipun jarak rumah keduanya dekat, bukan berarti sering bertemu. Bima jarang di rumah karena layar. Sementara Luna, sudah pasti punya kesibukan sendiri.

Luna bukan tidak paham jika saat ini Bima sedang berusaha mengejarnya. Bima tidak sungkan buat bercerita tentang aktivitasnya. Luna menanggapi dengan sewajarnya. Luna tidak mau percaya diri kalau hanya dirinya yang saat ini dikejar Bima. Pasalnya Luna sedikit percaya anak pelayaran itu seperti apa. Bermodal tampang dan jabatan pun bisa membuat para gadis menempel dengan suka rela.

Jika Bima bukan seseorang yang Luna suka di masa lalu, mungkin Luna tidak akan menggubris Bima. Bahkan tidak ada dalam benak Luna sebelumnya jika dia bisa dekat dengan Bima.

Kapan hari Bima mengundang Luna untuk datang ke wisudanya. Luna tidak menolak dan tidak mengiyakan. Dengan status apa dia harus datang?

Bima berharap kalau Luna datang, dia bisa mengenalkan ke Abah dan Umiknya nanti. Tapi ternyata Luna tidak datang. Bima berpikir positif, mungkin saja ada kesibukan lain. Luna sendiri memang sengaja tidak datang. Menganggap angin lalu ucapan Bima.

Luna bukan tipe anak yang rela berbagi. Maksudnya itu, dia dan Bima sekarang belum ada kejelasan. Kalau misal teman Bima, mantan Bima, paling buruk pacarnya juga datang ke sana. Bukankah sama saja kalau Luna sedang datang melukai hatinya sendiri?

Benar saja, Bima dengan sengaja mengirim foto bareng seorang wanita. Menggandeng tangan Bima tanpa sungkan. Bahkan memakai topi Bima sambil membawa buket bunga mawar merah. Mereka senyum bahagia, Luna tidak tau dia siapa Bima. Kalau pacar sih kayak tidak mungkin, karena gestur foto terlihat biasa saja.

Luna juga sering sih kalau berprose gaya seperti itu sama Dimas, tapi dia tidak pacaran tuh sampai sekarang.

Dikira Luna cemburu kali ya sama foto Bima itu, emang sih sedikit.

Luna sama sekali tak merespon foto itu. Tak memberi ucapan selamat atau apa. Luna hanya biasa saja, karena memang dia tidak tau harus membalas seperti apa.

Bima jadi frustasi, uring-uringan pada diri sendiri karena hal itu. Niatnya membuat Luna cemburu, tapi dirinya sendiri yang kalang kabut. Bahkan Bima berpikir, apakah Luna sudah punya pacar? Atau Luna tak tertarik dengannya?

Tapi kalau saja Luna punya pacar, dia tidak mungkin intens balas chat dari Bima. Atau kalau Luna tidak tertarik dengannya, mana mungkin Luna juga menceritakan aktivitas yang sedang dia kerjakan.

Seperti orang yang resah karena dimabuk asmara. Bima masih saja berpikir untuk mendatangi Luna saja. Tak peduli secapek apa dirinya usai prosesi wisuda tadi. Di lapangan panas-panasan dan berdiri lama. Pokok dia ingin segera menemui Luna.

Bima yakin kalau Luna sedang berada di rumah. Karena Sabtu dan Minggu Luna libur kerja. Ke rumahnya saja, itung-itung malam Minggu. Bermodalkan cari tau ke beberapa teman yang kenal keduanya. Akhirnya Bima bisa menemukan rumah Luna.

Hingga Bima sendiri yang datang ke rumah Luna. Rencana meminta izin ke Mama untuk mengajak Luna jalan. Namun sayang sekali Luna di rumah sendirian karena Mama dan Papanya sudah malam Minggu terlebih dahulu. Sementara Devan, sudah pasti apel ke pacarnya.

Mereka masih belum memiliki status. Luna jomblo, bebas kan dia jalan sama siapa saja? Dan itu berlaku untuk Bima juga.

*

Lihat selengkapnya