Kanksa

Tika Lestari
Chapter #8

Cinta Mulai Berlayar

Gara-gara obrolan absurd dini hari. Bima benar-benar datang ke rumah Luna. Berkenalan dengan Mama dan Papa Luna. Luna kira kedua orang tuanya bakal sungkan menemui. Karena Niko dulu sewaktu datang ke rumah, orang tua Luna hanya bersalaman saja.

Mungkin saat itu Luna masih sekolah, jadi pacaran dianggap hal yang sia-sia. Meskipun orang tua Luna tidak pernah berkata demikian. Tapi Luna beranggapan ya seperti tadi, Luna sih tidak masalah. Daripada Luna pacaran sembunyi, dijemput di gang kompleks, kan malah runyam. Makanya Luna lebih memilih langsung ke rumah, kalau ada jatuhnyanya Luna, orang tua Luna bisa langsung tau siapa penyebabnya. Kalau ke rumah Niko? Luna bahkan sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Luna kadang merasa tidak enak dengan Niko atas sikap kedua orang tua Luna, tapi Niko begitu dewasa dan pengertian.

Papa justru kenal dengan beberapa saudara orang tua Bima. Bahkan Ayah Reina pun Papa juga kenal. Katanya dulu satu SMP, Luna jadi merasa sebagai pemandu nostalgia.

Katanya Sabtu malam Minggu merupakan waktu yang cocok untuk ngedate bareng pasangan. Tapi Sabtu malam Minggu Luna ya ditemani kedua orang tuanya. Bercerita seputar pengalaman masing-masing, makan bersama, dan hal seru lainnya.

Ddrrtttttttttt

Luna melihat layar ponsel Bima ada panggilan masuk "Umikku 💕"

Bima izin angkat telpon dulu ke teras rumah.

"Pacar kamu ya?" Mama tiba-tiba bertanya ketika Bima meninggalkan ruang tamu.

"Bukan Ma," jelas Luna.

"Halah, pacaran juga tidak apa-apa, lagian udah lulus juga," Mama terus mendesak.

"Pa," Luna minta pertolongan sama Papa.

"Apa kata Luna, mau nikah sekarang atau nanti ya silakan," Sungguh di luar nalar respon Papa.

Obrolan mereka terhenti ketika Bima kembali masuk ke ruang tamu.

"Tante, Om, saya mau pamit pulang dulu ya," pamit Bima.

"Eh, ini dimakan dulu buahnya," kebanyakan obrolan jadi makanan di atas meja masih tersisa.

"Lain kali aja ya Tante, sudah malam, nggak enak dilihat tetangga," Bima berpamitan.

Mama dan Papa mengantarkan Bima ke teras. Begitu juga Luna ya merona dan malu-malu bersembunyi di balik punggung Mamanya. Bima melihatnya sangat gemas.

Usai Bima meninggalkan rumah Luna, Luna segera berlari ke dalam rumah dan masuk kamar. Daripada diintrogasi Mamanya.

*

Sudah satu jam Luna menunggu chat Bima, tapi tak kunjung ada. Luna merasa uring-uringan lagi. Sewaktu Bima pamit pulang tadi, Luna berpesan kalau sudah sampai di rumah harus memberi info. Bima jadi tersipu ketika Luna perhatian dengannya.

Lihat selengkapnya