Hari pameran lukisan kolaboratif Sienna dan Kairo akhirnya tiba. Keduanya merasa campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan saat mereka bersiap-siap untuk acara tersebut. Sienna mengenakan gaun putih sederhana yang membuatnya terlihat anggun, sementara Kairo memilih kemeja hitam dan celana jeans, tampak santai tetapi tetap menawan. Mereka berdua tahu bahwa momen ini adalah puncak dari semua usaha dan kerja keras yang telah mereka lakukan bersama.
Ketika mereka tiba di galeri, suasana terasa hidup. Lampu-lampu berkilauan menerangi ruangan, dan berbagai karya seni dipajang dengan indah di dinding. Sienna merasakan jantungnya berdegup kencang saat melihat orang-orang mulai berdatangan, termasuk teman-teman dan keluarga mereka yang datang untuk mendukung.
“Ini dia,” kata Kairo sambil menunjuk ke arah lukisan mereka yang dipajang dengan bangga di dinding utama. “Karya kita.”
Sienna menatap lukisan itu dengan bangga. Karya mereka menggambarkan perjalanan emosional yang telah mereka lalui—warna-warna cerah melambangkan harapan dan kebahagiaan, sementara nuansa gelap mencerminkan perjuangan dan kesedihan. Setiap detail dalam lukisan itu mengisahkan cerita mereka, dan Sienna merasa terharu melihat hasil kerja keras mereka.
Saat pengunjung mulai berkumpul di sekitar lukisan mereka, Sienna merasakan kegembiraan menyelimuti dirinya. Dia melihat teman-temannya berbincang-bincang tentang karya tersebut, sementara beberapa orang mengagumi teknik dan emosi yang dituangkan dalam lukisan. Kairo berdiri di sampingnya, tersenyum bangga saat melihat reaksi positif dari orang-orang.
“Lihat! Mereka menyukainya!” seru Sienna dengan semangat.
“Ya, ini luar biasa,” balas Kairo sambil menatap lukisan dengan penuh rasa syukur. “Aku tidak pernah membayangkan kita bisa mencapai ini.”
Namun, di balik senyuman itu, Sienna dapat merasakan ketegangan dalam diri Kairo. Dia tahu bahwa meskipun momen ini menyenangkan, masa lalu Kairo masih membayangi pikirannya. “Kau baik-baik saja?” tanya Sienna lembut.
Kairo mengangguk tetapi tampak sedikit cemas. “Aku hanya… merasa sedikit tertekan,” ujarnya pelan.
Sienna meraih tangan Kairo dengan lembut. “Ingat, kita di sini bersama-sama. Apa pun yang terjadi, aku ada untukmu.”
Setelah beberapa waktu berbincang-bincang dengan pengunjung lainnya, acara pameran semakin meriah. Musik lembut mengalun di latar belakang sementara orang-orang tertawa dan berbagi cerita tentang seni. Sienna merasa senang melihat semua orang menikmati momen tersebut.