Kanvas Hati

Penulis N
Chapter #19

Bab 18

Setelah momen penuh haru di studio, Sienna dan Kairo merasa lebih terikat satu sama lain. Mereka berdua sepakat untuk tidak hanya fokus pada seni, tetapi juga pada perjalanan hidup mereka sebagai pasangan. Dengan semangat baru, mereka mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam hubungan mereka, termasuk proyek seni yang lebih besar dan ambisius.

Minggu-minggu berikutnya dipenuhi dengan perencanaan dan persiapan untuk proyek seni komunitas yang akan datang. Sienna dan Kairo berkolaborasi dengan beberapa seniman lokal untuk menciptakan mural besar di dinding sebuah pusat komunitas yang akan menjadi tempat berkumpul bagi anak-anak dan remaja. Mural ini akan menggambarkan tema “Bersatu dalam Keberagaman,” sebuah pesan penting yang ingin mereka sampaikan kepada masyarakat.

Suatu sore, saat mereka sedang berdiskusi tentang desain mural, Sienna melihat Kairo tampak lebih serius dari biasanya. “Kau baik-baik saja?” tanyanya lembut.

Kairo mengangguk tetapi tidak bisa menyembunyikan keraguannya. “Aku hanya merasa sedikit tertekan,” jawabnya pelan. “Proyek ini terasa lebih besar dari sebelumnya, dan aku khawatir jika kita tidak bisa memenuhi harapan orang-orang.”

Sienna menghampiri Kairo dan menggenggam tangannya dengan lembut. “Ingat, ini adalah tentang menyampaikan pesan kita melalui seni. Yang terpenting adalah prosesnya, bukan hasil akhirnya,” ujarnya menenangkan.

“Ya, aku tahu,” balas Kairo sambil menarik napas dalam-dalam. “Tapi kadang-kadang aku merasa tidak cukup baik untuk melakukan semua ini.”

Sienna merasakan kepedihan dalam kata-kata Kairo. “Kau sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” katanya tegas. “Setiap langkah yang kau ambil adalah kemajuan. Kita ada di sini untuk saling mendukung.”

Mendengar kata-kata Sienna membuat Kairo merasa sedikit lebih tenang. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam perjalanan ini—Sienna ada bersamanya untuk mendukungnya melalui setiap langkah.

Hari-hari berlalu, dan saat mereka semakin dekat dengan peluncuran proyek mural, Sienna merasakan semangat Kairo mulai pulih kembali. Dia melihat pemuda itu mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya saat dia menuangkan semua perasaannya ke dalam setiap goresan kuas.

Suatu malam sebelum peluncuran mural, Sienna mengajak Kairo untuk pergi ke taman tempat pertama kali mereka bertemu—sebuah tempat yang penuh kenangan indah bagi keduanya. Saat duduk di bangku taman di bawah cahaya bulan, Sienna menatap Kairo dengan penuh perhatian.

“Kau ingat saat kita pertama kali melukis di sini?” tanyanya sambil tersenyum.

Kairo tertawa kecil. “Ya, aku merasa sangat canggung saat itu,” ujarnya sambil mengingat kembali momen tersebut.

“Dan sekarang lihatlah kita,” kata Sienna dengan bangga. “Kita telah berkembang begitu jauh—bukan hanya sebagai seniman tetapi juga sebagai pasangan.”

Kairo menatapnya dengan serius. “Aku ingin kita terus melangkah maju bersama,” ujarnya tulus. “Aku percaya bahwa kita bisa melakukan hal-hal luar biasa bersama.”

Sienna merasakan air mata haru menggenang di matanya mendengar pengakuan itu. “Aku juga ingin hal itu,” katanya sambil tersenyum lebar. “Aku mencintaimu, Kairo.”

Lihat selengkapnya