Setelah momen penuh haru di studio, Sienna dan Kairo merasa semakin terikat satu sama lain. Mereka berdua sepakat untuk tidak hanya fokus pada seni, tetapi juga pada perjalanan hidup mereka sebagai pasangan. Dengan semangat baru, mereka mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam hubungan mereka, termasuk proyek seni yang lebih besar dan ambisius.
Minggu-minggu berikutnya dipenuhi dengan perencanaan dan persiapan untuk proyek mural di pusat komunitas. Mural ini akan menjadi simbol keberagaman dan persatuan, dan Sienna merasa senang melihat Kairo semakin percaya diri dalam menghadapi tantangan baru ini.
Suatu sore, saat mereka duduk di studio, Sienna mengusulkan ide baru. “Kairo, bagaimana jika kita mengadakan acara pembukaan untuk mural ini? Kita bisa mengundang orang-orang dari komunitas untuk datang dan merayakannya,” katanya dengan antusiasme.
Kairo terlihat tertarik dengan ide itu. “Itu bisa menjadi cara yang bagus untuk melibatkan masyarakat dan memberi tahu mereka tentang pesan yang ingin kita sampaikan,” jawabnya. “Aku suka itu!”
Mereka mulai merencanakan acara pembukaan tersebut—merancang undangan, menyiapkan makanan ringan, dan mempromosikan acara melalui media sosial. Sienna merasa terinspirasi saat melihat Kairo semakin bersemangat untuk berbagi karya mereka dengan orang lain.
Namun, saat mereka bekerja pada rencana tersebut, Kairo mulai merasakan kembali ketegangan dan keraguan. Dia sering kali terlihat cemas saat membahas detail acara dan bagaimana cara menarik perhatian orang-orang.
“Kau baik-baik saja?” tanya Sienna suatu malam saat mereka sedang merencanakan materi untuk acara.
“Aku hanya merasa sedikit tertekan,” jawab Kairo pelan. “Apa jika orang-orang tidak datang atau tidak tertarik dengan mural kita?”
Sienna menghampiri Kairo dan menggenggam tangannya dengan lembut. “Ingat, ini adalah tentang menyampaikan pesan kita melalui seni. Yang terpenting adalah prosesnya, bukan hasil akhirnya,” ujarnya menenangkan.
“Ya, aku tahu,” balas Kairo sambil menarik napas dalam-dalam. “Tapi kadang-kadang aku merasa tidak cukup baik untuk melakukan semua ini.”
Sienna merasakan kepedihan dalam kata-kata Kairo. “Kau sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” katanya tegas. “Setiap langkah yang kau ambil adalah kemajuan. Kita ada di sini untuk saling mendukung.”
Mendengar kata-kata Sienna membuat Kairo merasa sedikit lebih tenang. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam perjalanan ini—Sienna ada bersamanya untuk mendukungnya melalui setiap langkah.
Hari peluncuran mural tiba dengan cepat. Suasana terasa hidup saat para peserta mulai berdatangan untuk menyaksikan karya seni yang telah mereka ciptakan bersama. Sienna dan Kairo berdiri di depan dinding kosong yang menunggu untuk diwarnai, merasakan campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan.
Ketika acara dimulai, Sienna melihat banyak wajah akrab di antara kerumunan—teman-teman dekat mereka serta beberapa seniman lain yang datang memberikan dukungan. Dia merasa bahagia melihat semua orang bersatu untuk menyaksikan momen penting ini.