Beberapa bulan setelah workshop di kota kecil, Sienna dan Kairo kembali ke rutinitas mereka di studio dengan semangat baru. Mereka menyadari bahwa perjalanan mereka bukan hanya tentang seni dan cinta, tetapi juga tentang bagaimana mereka tumbuh sebagai individu dan pasangan yang saling melengkapi.
Sienna mulai mengeksplorasi teknik melukis baru yang lebih abstrak dan ekspresif, sementara Kairo tertarik pada seni instalasi yang menggabungkan unsur multimedia. Mereka saling mendukung dalam eksperimen kreatif masing-masing, sering kali berdiskusi dan bertukar ide hingga larut malam.
Namun, di balik kreativitas itu, muncul tantangan yang tidak terduga. Sienna menerima tawaran untuk mengadakan pameran tunggal di galeri besar di kota lain, sebuah kesempatan yang sangat diidamkan. Tapi pameran itu akan berlangsung selama dua bulan, yang berarti mereka harus menjalani hubungan jarak jauh lagi.
Malam sebelum keberangkatan, mereka duduk bersama di studio yang penuh kenangan. Sienna menatap Kairo dengan mata yang penuh haru. “Aku takut meninggalkanmu untuk waktu yang lama,” katanya pelan.
Kairo menggenggam tangan Sienna erat. “Aku juga takut, tapi aku percaya kita bisa melewati ini. Kita sudah pernah melewati jarak dan waktu yang lebih lama.”
Mereka berjanji untuk menjaga komunikasi dan saling mendukung, meski terpisah jarak. Namun, kenyataan tidak selalu mudah. Kesibukan dan tekanan dari pameran membuat Sienna sering kali merasa lelah dan stres. Kairo juga menghadapi tantangan di studionya sendiri, mencoba menyelesaikan proyek instalasi yang kompleks.