Waktu terus berjalan, dan Sienna serta Kairo semakin menyadari bahwa perjalanan mereka sebagai pasangan dan seniman penuh dengan warna-warna yang tak terduga. Setiap hari membawa kejutan—baik dalam bentuk tantangan maupun kebahagiaan yang sederhana namun berarti.
Suatu pagi, Sienna menerima kabar bahwa sebuah galeri seni internasional tertarik untuk mengadakan pameran tunggal karyanya. Ini adalah kesempatan besar yang selama ini ia impikan. Namun, pameran itu akan berlangsung di luar negeri selama tiga bulan, dan Sienna harus memutuskan apakah ia siap meninggalkan Kairo untuk waktu yang lama.
Malam sebelum keputusan itu diambil, mereka duduk bersama di studio, memandang karya-karya yang telah mereka ciptakan bersama. Kairo memegang tangan Sienna dengan penuh pengertian. “Aku tahu ini penting bagimu, dan aku ingin kau tahu aku mendukung apapun keputusanmu.”
Sienna menghela napas panjang. “Aku takut meninggalkanmu, tapi aku juga tahu ini kesempatan yang tidak boleh aku lewatkan.”
Mereka berdua sepakat untuk menjalani masa terpisah dengan komunikasi yang terbuka dan saling percaya. Mereka percaya bahwa cinta mereka cukup kuat untuk melewati jarak dan waktu.
Selama pameran, Sienna merasakan campuran antara kegembiraan dan kerinduan. Ia bertemu dengan banyak seniman dan penggemar seni yang mengagumi karyanya, namun hatinya selalu tertuju pada Kairo.