Setelah beberapa minggu sibuk dengan proyek seni komunitas, Sienna dan Kairo mulai merasakan kelelahan yang perlahan menggerogoti semangat mereka. Meski penuh gairah dan cinta, tekanan untuk terus berkarya dan memenuhi ekspektasi mulai menimbulkan keraguan di hati mereka.
Suatu pagi yang dingin, Sienna duduk sendiri di studio, menatap lukisan yang belum selesai. Warna-warna yang biasanya cerah kini tampak pudar di matanya. Ia merasa kehilangan inspirasi, seolah kabut tebal menutupi jalannya.
Kairo masuk membawa secangkir teh hangat, duduk di sampingnya dengan lembut. “Aku tahu ini sulit, tapi kita tidak sendirian,” katanya menenangkan.
Sienna menghela napas panjang. “Aku takut, Kairo. Takut kehilangan arah, takut gagal.”
Kairo menggenggam tangannya erat. “Ketakutan itu wajar. Tapi ingat, cahaya selalu ada di balik kabut, kita hanya perlu menemukan jalannya.”
Mereka memutuskan untuk mengambil waktu sejenak, menjauh dari rutinitas dan hiruk-pikuk kota. Mereka pergi ke sebuah desa kecil di pegunungan, tempat yang tenang dan penuh keindahan alam.