Setelah melewati perjalanan panjang penuh warna, suka dan duka, Sienna dan Kairo duduk berdampingan di studio kecil mereka yang kini terasa seperti rumah sejati. Kanvas-kanvas yang dulu kosong kini penuh dengan cerita, emosi, dan kenangan yang terlukis indah. Namun, di hadapan mereka kini terbentang sebuah kanvas terakhir—sebuah simbol dari babak baru yang akan mereka mulai bersama.
Malam itu, lampu studio menyala lembut, menciptakan suasana hangat dan intim. Sienna menatap Kairo dengan mata berbinar, penuh rasa syukur. “Aku tak pernah menyangka perjalanan ini akan membawa kita sejauh ini,” katanya pelan.
Kairo tersenyum, menggenggam tangan Sienna erat. “Kita telah melukis banyak warna dalam hidup kita, tapi aku yakin kanvas ini adalah yang terindah.”
Mereka mulai menggoreskan kuas bersama-sama, setiap sapuan penuh makna dan cinta. Lukisan itu bukan hanya tentang mereka berdua, tapi juga tentang perjalanan, harapan, dan impian yang mereka rajut bersama.
Saat kuas menyentuh kanvas, kenangan-kenangan indah kembali mengalir—pertemuan pertama mereka, tawa dan air mata, perjuangan dan kemenangan. Semua itu menjadi warna yang menyatu, menciptakan harmoni yang sempurna.
Namun, lukisan ini juga mengandung ruang kosong—sebuah ruang untuk masa depan yang belum tertulis, penuh kemungkinan dan harapan.