KANVAS KOSONG

syafetri syam
Chapter #2

Dear Brother

Sepuluh tahun sebelumnya.


Hari itu Sarah tidak masuk kerja. Rasa kesalnya pada Yudi masih belum hilang. Dari pada semakin runyam, dia memilih menghindar untuk sementara, dan menyibukkan diri dengan membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah. 

Dia baru saja selesai menata piring yang habis dikeringkan ke lemari, ketika aroma cedarwood tiba-tiba menguar masuk lewat pintu belakang,--yang sengaja dibukanya tadi-- disertai embusan angin yang tidak begitu kencang. Sarah menghirup aroma yang hangat dan sedikit manis itu dalam-dalam sambil memutar tubuh ke arah pintu. Sesosok wajah yang tampan rupawan, dengan tubuh tinggi dan kulit kuning kecokelatan tersenyum padanya. Rambut lelaki itu, gondrong sebahu dan sedikit berantakan, membuatnya lebih enak dilihat. 

"Assalamualaikum," sapanya.

 “Waalaikumussalam," jawab Sarah pada Jured, adiknya yang baru pulang sekolah masih dengan seragam putih abu-abunya.

Hai, sudah berapa lama aku tidak melihatnya? Mengapa baru sekarang aku menyadari adikku yang satu ini begitu ganteng, dibanding tiga orang adik laki-lakiku yang lainnya? batin Sarah.

“Wah, memangnya boleh ya, anak sekolah rambutnya gondrong?”

“Enggak sih, Kak. Cuma kan sebentar lagi mau ujian akhir, bakal dibotaki juga. Mungkin itu sebabnya guru-guru masih belum merazia.”

“O ... begitu.” Hanya itu yang bisa dikatakan Sarah.

Sejujurnya, Sarah masih terkesima dengan penampilan adiknya tadi. Terakhir dia masih melihatnya seperti anak kecil yang hanya bisa merengek minta ini-itu. Jarak usia mereka memang terpaut cukup jauh, sembilan tahun. Berarti ... berapa ya, usiaku sekarang? Ups, lupakan! Lebih baik aku tidak ingat dari pada malah jadi berpikir kejauhan. Sarah jadi malu sendiri mengingat usianya. Apa lagi bila ingat teman-teman sebayanya sudah pada menikah. Sementara dia sendiri masih sibuk mengejar cinta yang tak jelas ujungnya ke mana.

Lihat selengkapnya