KANVAS KOSONG

syafetri syam
Chapter #13

Mak Comblang

Hari itu, Jured sudah memantapkan niatnya untuk mencomblangkan Tiger dengan Sofi. Dua orang guru yang kebetulan sama-sama dekat dengannya.

Saat Jured sedang berboncengan pas pulang sekolah dengan Tiger, dia mengambil kesempatan itu untuk memulai aksinya dan menyusun strategi sambil jalan.

“Pak, sebelumnya saya minta maaf. Saya mau nanya hal yang sedikit pribadi boleh nggak?” tanya Jured hati-hati. 

“Boleh-boleh aja. Memangnya kamu mau menanyakan apa?” Tiger bersikap santai menanggapi pertanyaan Jured yang terkesan serius.

“Bapak sudah punya pacar, belum?” tanya Jured, memulai rentetan pertanyaannya.

“Belum.”

“Kenapa belum, Pak?”

“Ya, belum mau aja. Atau tepatnya belum ada yang mau ... ha-ha-ha.”

Jured diam sesaat mencari pertanyaan apa lagi yang harus ditanyakannya supaya sampai ke fokus pembicaraan yang sebenarnya.

“Ngg ... memangnya, kriteria cewek seperti apa yang Pak Tiger mau?” tanya Jured kemudian.

“Memangnya kenapa, kamu menanyakan hal seperti itu? Kamu punya kakak perempuan dan mau menjodohkannya ke saya?” tebak Tiger.

“Bukan ke kakak saya, Pak, tapi ke seseorang yang Bapak juga pasti kenal,” jelas Jured hati-hati.

“Memangnya saya kenal orangnya?”

“Pasti, Pak.”

“Maksudmu, salah seorang guru di sekolah juga?”

“Iya, Pak. Buk Sofi.” Jured langsung menyebutkan nama Sofi tanpa menunggu pertanyaan Tiger berikutnya. Dan sekarang gilirannya menunggu reaksi Tiger. Karena memang, Tiger terdiam saat mendengar Jured menyebutkan nama guru perempuannya itu.

“Bukannya ibuk itu sudah berkeluarga, ya?” pertanyaan Tiger itu sedikit melegakan Jured, karena dia merasa seolah Tiger memberi peluang di hatinya untuk ibu guru itu.

“Belum, Pak! Ibuk itu masih lajang, kata Silvi, yang kebetulan juga tetangganya.” Tiger kembali terdiam, Jured pun menunggu dengan sabar demi sebuah misi. 

“Masalahnya, ibuk itu mau, tidak, dengan saya?” 

“Berarti, Bapak mau?” tanya Jured meyakinkan dirinya sendiri karena tidak menyangka tanggapan Tiger tersebut, benar-benar sesuai dengan yang diharapkannya.

“Ya, kalau jodoh kan, ngga ada yang tahu?”

Lihat selengkapnya