Hanya karena umurku 31 tahun dan belum menikah, kenapa orang-orang terus bertanya kapan aku nikah?
Apa salahnya belum menikah di umur 31 tahun?
Bahkan negara pun tak punya aturan yang menuliskan batasan maksimal untuk menikah.
Aku ingat negara hanya punya aturan umur 19 tahun sebagai batasan umur minimal untuk menikah.
Hari ini, tahun 2024.
“Ma, aku berangkat. Assalamualaikum.”
Rari berpamitan pada ibunya ketika melangkahkan kakinya keluar rumah berjalan ke depan garasi rumahnya bersiap memanaskan sepeda motornya.
“Waalaikumsalam. Ingat, jangan pulang malam-malam. Sama hati-hati di jalan.”
Rari menganggukkan kepalanya mendengar kalimat yang sama yang selalu Ibunya katakan ketika Rari hendak keluar rumah.
“Ya, Ma. Aku enggak pulang malam kok. Paling telat jam delapan.”
“Ya sudah. Hati-hati.”
Rari sekarang berumur 31 tahun, belum menikah dan tinggal berdua dengan ibunya di kota J. Lima tahun yang lalu, Rari memilih keluar dari pekerjaannya yang berpenghasilan tinggi di kota P karena tidak tega dengan ibunya. Dua adik Rari, Novi dan Putra harus tinggal jauh di luar kota. Novi diterima bekerja di kota S, sementara Putra harus kuliah di kota U. Ibu Rari-Widayu adalah janda cerai umur 53 tahun, melihat ibunya tinggal seorang di kota J, Rari tidak tega dan memilih melepaskan pekerjaannya demi menemani ibunya.
Broom, broom!
Alih-alih dengan mobilnya, Rari memilih untuk pergi ke acara reuni dengan sepeda motornya. Alasan pertama, motor bisa membuat Rari tiba lebih cepat karena Rari sudah terlambat ketika berangkat dari rumah dan alasan kedua adalah Rari sangat suka angin di kota J yang juga merupakan kota kelahirannya.
Sebelum ini … Rari telah hidup berpindah-pindah di beberapa kota, tapi angin kota J tetaplah angin terbaik yang bisa Rari rasakan. Meski kota J adalah kota kelahiran Rari dan dua saudaranya, nyatanya kota itu adalah kota dengan banyak kenangan menyakitkan bagi Rari, ibunya dan dua adiknya. Sama halnya rumah adalah tempat terbaik, meski kota J adalah kota dengan banyak kenangan pahit, kota J masih jadi rumah terbaiknya yang selalu dirindukannya ketika hidup berpindah-pindah beberapa tahun sebelumnya.
Tin, tin!!!
Tiba di depan resto di mana reuni diadakan, Rari mendengar suara klakson motor yang menegurnya. Rari menoleh ke belakang dan melihat teman baiknya semasa SMP-Dewi melihatnya dengan tawa kecilnya.
“Dewi!!”
“Lama enggak ketemu, Rari!”